Terapi Plasma Konvalesen Bagi Pasien Covid-19, dr Monika: Itu Adalah Booster Antibody Instan

- 16 Agustus 2021, 15:30 WIB
Ilustrasi plasma konvalesen bagi pasien Covid-19
Ilustrasi plasma konvalesen bagi pasien Covid-19 /Budi Satria/PRFM

PRFMNEWS - Terapi plasma konvalesen saat ini menjadi salah satu cara untuk terapi kepada pasien Covid-19.

Namun banyak informasi yang berseliweran di dunia maya seputar plasma konvalesen yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Direktur Rumah Sakit UKM dr. Monika, membeberkan apa itu sebenarnya terapi plasma konvalesen.

Dirinya memaparkan, bahwa terapi plasma konvalesen merupakan booster antibody atau antibody instan.

Baca Juga: Sopir Truk Jadi Korban Dugaan Pungli Bongkar Muat di Pasar Caringin, 12 Orang Diperiksa Polrestabes Bandung

Baca Juga: Kasus Pungli di Pasar Caringin, Oded: Proses Hukum Secepatnya

"Terapi plasma konvalesen ini sebetulnya adalah menggunakan plasma dari penyintas Covid-19 yang mengandung antibody spesifik terhadap SarCov-2. Itu diberikan plasmanya kepada pasien Covid-19. Jadi istilahnya itu booster antibody, atau antibody instan," paparnya saat On Air di Radio PRFM Bandung, Senin 16 Agustus 2021.

Monika juga menerangkan, jika plama didapat dari para penyintas yang sudah sembuh dengan sejumlah syarat.

Diantaranya penyintas harus sudah bebas gejala, mendapatkan hasil tes PCR negatif, dan mendapatkan surat sehat dari Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP).

"Jadi para penyintas Covid-19 yang sudah sembuh bebas gejala 14 hari, atau hasil PCR-nya negatif mendapatkan surat sehat dari DPJP atau dokter yang merawat, itu dapat mendonorkan plasmanya ke PMI Bandung," sambungnya.

Saat ini di RS UKM sendiri sudah memiliki tempat penyimpanan yang memungkinkan untuk dapat menyimpan stok plasma bagi pasien Covid-19.

"Kita sudah punya freezer plasma, yaitu untuk menabung dan menyimpan plasma konvelesen pada suhu yang memungkinkan supaya plasma itu bertahan 1-3 tahun," kata dr Monika.

Baca Juga: Ekspor Jabar Tertinggi se-Indonesia pada Semester 1 2021

Baca Juga: Spesialis Curanmor Bawa Senjata Api, Polisi: Kami Sempat Kejar-Kejaran dengan Pelaku

Dokter Monika pun menjelaskan mengenai kapan sebaiknya pasien mendapatkan terapi plasma konvalesen.

Menurutnya, waktu yang efektif untuk mendapatkan terapi konvalesen adalah pada fase awal, dimana gejala mulai muncul.

"Seharusnya antibody di dalam plasma itu untuk menghilangkan virusnya, sehingga plasma ini palimng efektif diberikan pada saat awal. Yaitu minggu pertama demam atau paling telat 72 jam sejak sesak napas. Jadi totalnya periode emasnya adalah 9 hari sejak gejala pertama timbul itu sudah harus mendapatkan plasma konvalesen supaya efektifitasnya bisa maksimal," lanjutnya.

Beberapa hal yang harus diperhatikan, lanjut Monika, adalah golongan darah yang harus melewati pemeriksaan.

Artinya, golongan darah penerima atau pasien harus sama dengan golongan darah pendonor.

"Hal yang harus diperhatikan adalah golongan darah harus sama, jadi sebelum diberikan plasma itu akan di cek, harus sama dengan penderitanya," ujarnya.

Direktur Rumah Sakit UKM dr. Monika
Direktur Rumah Sakit UKM dr. Monika PRFM

Baca Juga: Ada Pungli di Pasar Induk Caringin Kota Bandung, 11 Orang Diamankan Berikut Barang Bukti Uang Tunai

Baca Juga: Bakal Ada 3 Menit untuk Indonesiaku di Kota Bandung pada 17 Agustus Besok

Adapun pasien yang membutuhkan donor plasma konvalesen menurutnya, bila beberapa gejala muncul di fase awal dan mendapati pasien Covid-19 memiliki komorbid.

"Kemudian yang kedua, bila ada gejala demam, batuk, atau pun misalnya napasnya di atas 20 kali per menit itu sudah merupakan kandidat untuk pemberian plasma konvalesen. Apalagi kalau dia ada komorbid, misalnya usianya tua, ada kencing manis, ada hipertensi, ataupun kehamilan atau penyakit yang sebelumnya pernah diderita," pungkasnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah