Pemkot Ungkap Alasan Kenapa Harga Cabai dan Daging Ayam di Kota Bandung Masih Tinggi

4 Juli 2023, 06:30 WIB
Ilustrasi penjual ayam di kota Bandung. /Diskominfo kota Bandung/

PRFMNEWS - Saat ini warga kota Bandung mengeluhkan mengenai tingginya harga cabai merah dan daging ayam di pasaran. Harga cabai dan daging ayam sudah mengalami kenaikan sejak sepekan lalu atau sebelum idul adha.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah menyebutkan, harga daging ayam di pasar tradisional kini bisa mencapai Rp42.000/kg.

"Sedangkan harga cabai rawit Rp40.000-R50.000/kg. Lalu harga cabai tanjung Rp80.000-Rp100.000/kg di pasar tradisional," ujar Elly dalam keterangan Humas Kota Bandung dikutip Selasa, 4 Juli 2023.

Baca Juga: Kata Menpora Soal Jawa Barat Jadi Tuan Rumah Fornas 2023

Menurut Elly, meski harga daging ayam di pasar tradisional bisa mencapai Rp42.000, harga daging ayam di toko ritel justru bisa lebih murah.

"Kemarin hari Minggu saya memantau ke salah satu toko ritel. Harga daging ayam dibanderol Rp29.900. Itu beratnya 0,8 kg atau 0,9 kg. Kalau per kilogramnya jatuh di harga Rp33.000," ungkapnya.

Menurut Kepala Bidang Distribusi dan Perdagangan Pengawasan Kemetrologian Disdagin Kota Bandung, Meiwan Kartiwa tingginya harga daging ayam di kota Bandung hari ini terjadi karena naiknya harga pakan.

Baca Juga: 43 Jemaah Haji Asal Jabar Meninggal di Tanah Suci

Permintaan meningkat

Selain itu, permintaan yang meningkat pun menjadi alasan lain kenapa harga daging ayam di kota Bandung mengalami kenaikan harga sejak sepekan lalu.

"Termasuk untuk cabai pun permintaannya meningkat. Cabai merah tanjung dipakai untuk masak. Sering dipakai untuk masak besar, apalagi di hari Idul Adha," jelas Meiwan.

Ia juga menjelaskan alasan perbedaan harga daging ayam antara pasar tradisional dengan toko ritel. Menurutnya, di pasar tradisional rata-rata menjual daging ayam per kilogram. Sementara di toko ritel tidak per kilogram.

"Biasanya kurang dari 1 kg, seperti 0,8 kg atau 0,9 kg beratnya," katanya.

Faktor lainnya, toko ritel mendapatkan ayam yang sudah dipotong dari distributor langsung dan tinggal dijual. Sedangkan di pasar tradisional alurnya lebih panjang.

Baca Juga: Kata Menpora Soal Jawa Barat Jadi Tuan Rumah Fornas 2023

"Pertama mereka dapat dari peternak, kemudian dari distributor. Di pasar ada bandar lagi, dari bandar baru ke pengecer. Dari distributor ke bandar pasti ambil untung lagi. Makanya bisa terjadi perbedaan," paparnya.

Lain halnya dengan cabai. Ia menjelaskan, cabai yang dijual di toko ritel lebih mahal karena kualitasnya sudah dipilih yang bersih dan dikemas dengan baik. Berbeda dengan cabai yang ada di pasar tradisional.

Untuk mengembalikan kestabilan harga daging ayam dan cabai, Meiwan menuturkan, sampai saat ini pihaknya masih terus memantau harga dan ketersediaan.

"Ketersediaannya dulu yang kita pastikan aman sambil kita memantau pergerakan harganya. Kita juga terus berkoordinasi dengan pihak distributor ayam dan cabai, serta daerah penghasil. Kenaikan daging ayam dan cabai bukan hanya di Kota Bandung, tapi rata hampir di semua daerah," imbuhnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler