KCIC Ajak Mahasiswa ITB untuk Pengawasan Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung di Lapangan

27 Februari 2023, 15:51 WIB
Pekerja berada di bawah rangkaian gerbong Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Depo KCIC Tegalluar, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (1/10/2022). PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) akan melaksanakan uji dinamis Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada November 2022. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/tom. /Aprillio Akbar/ANTARA FOTO


PRFMNEWS – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan Institut Teknologi Bandung ITB berkolaborasi dalam penerapan teknologi Kereta Api Cepat pertama di Indonesia.

Bentuk kolaborasi dalam proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) ini yaitu ada 29 mahasiswa ITB dilibatkan dalam monitoring pengerjaan track slab (beton bantalan rel) dan track laying (instalasi rel).

Keterlibatan mahasiswa ITB dalam proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung terjalin berkat dukungan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves).

Baca Juga: KRL Bandung Raya Bakal Jadi Salah Satu Pilihan KA Feeder Kereta Cepat

Tugas 29 mahasiswa ITB ini adalah membantu sebagai pengawas yang melaporkan hasil kerja pemasangan track slab dan track laying ke Kemenkomarves.

Pengawasan proyek KCJB oleh mahasiswa ITB berlangsung pada Februari – Maret 2023. Adapun latar belakang mahasiswa tersebut berasal dari jurusan Teknik Sipil tingkat akhir.

Setiap harinya para mahasiswa mengolah dan menyusun laporan atas temuan-temuan yang didapatkan.

Baca Juga: Heboh Penemuan Gunung Bawah Laut Sebesar Bromo di Selatan Pacitan, ITB: Sudah Ada Sejak 2006

Mereka juga terus berkoordinasi dengan kontraktor di lapangan dalam menentukan pemasangan dan prakiraan selesainya suatu pekerjaan.

General Manager Corporate Secretary KCIC Rahadian Ratry mengatakan, keterlibatan mahasiswa sangatlah penting dalam perkembangan industri kereta api cepat di Indonesia.

Selain membantu jalannya proses pekerjaan, ujar Rahadian, hal ini juga merupakan suatu bentuk transfer ilmu yang dapat bermanfaat bagi kemajuan Indonesia ke depan.

Baca Juga: Akademisi ITB Sebut Gempa di Turki Paling Ditakuti oleh Para Ahli Gempa, Ini Alasannya

“Dengan melihat langsung proses pembangunan KCJB, para mahasiswa dapat turut serta mengawal dan menyerap teknologi Kereta Api Cepat yang baru diterapkan di Indonesia bahkan di ASEAN,” ujar Rahadian.

Ditambahkan Rahadian, sejak awal pembangunan KCJB, KCIC terus aktif memperkenalkan teknologi kereta api cepat pada masyarakat salah satunya para akademisi di lingkungan universitas.

Sudah lebih dari tiga ribu mahasiswa yang melakukan site visit ke proyek KCJB seperti stasiun, jembatan, terowongan, dan dipo Kereta Api Cepat.

Baca Juga: Kabar Terbaru Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung: Pengiriman 4 Rangkaian EMU Tiba di Depo Tegalluar

Kegiatan lainnya antara KCIC dengan mahasiswa seperti mengadakan sharing knowledge, praktek kerja lapangan, studium generale, dan kegiatan FGD di lingkungan universitas.

Universitas yang terlibat tidak hanya universitas negeri dan swasta di Indonesia tapi juga dari luar negeri seperti Australia dan Malaysia.

“Semoga kehadiran KCJB tidak hanya bermanfaat bagi mobilitas dan perekonomian masyarakat tapi juga memberikan sumbangsih bagi dunia pendidikan di Indonesia.” harap Rahadian.

Sementara Ketua Kelompok Monitoring David Arifin menyampaikan, dirinya banyak mendapatkan pengetahuan baru terkait konstruksi pada proyek perkeretaapian.

David melihat adanya perbedaan penggunaan teknologi dimana pada umumnya di Indonesia jalur kereta api menggunakan batu ballast, sementara proyek KCJB ada yang memakai ballastless track slab.

Baca Juga: Ngaku Nyaman dan Bangga Jajal LRT ke TMII, Jokowi: Nanti Beroperasi Berbarengan dengan Kereta Cepat

Dia pun menyebut pengukuran tingkat presisi track slab yang telah terpasang juga harus dipastikan sedetail mungkin dalam proyek KCJB ini.

“Ketinggian dan kemiringan hanya memiliki toleransi milimeter karena jalur tersebut akan digunakan kereta dengan kecepatan tinggi hingga 350 km/jam. Adanya pekerjaan Fine Adjustment ini baru bagi kami, karena sudah sepenuhnya terkomputerisasi,” jelasnya.

Menurut David, pengetahuan dan pengalaman turun langsung ke proyek Kereta Api Cepat pertama di Indonesia ini merupakan hal yang sangat berharga bagi teman-teman ITB karena belum tentu dapat diulang dan didapatkan oleh banyak orang.***

Editor: Rizky Perdana

Tags

Terkini

Terpopuler