Stopan Kircon Samsat Jadi Lampu Merah ‘Horor’ di Bandung, Dishub: Lama Karena Ada Rumus Hitung Waktu Khusus

6 September 2022, 07:10 WIB
Perempatan Samsat Kiaracondong Bandung. /PRFM

PRFMNEWS – Pernahkah Anda berhenti di lampu merah perempatan Jalan Soekarno Hatta-Ibrahim Adjie atau dikenal sebagai Stopan Samsat Kiaracondong (Kircon) pada jam sibuk?

Jika pernah, mungkin Anda mengatakan, lampu merah Samsat Kircon ini salah satu stopan terlama di Kota Bandung, sehingga antrean panjang kendaraan kerap terjadi di sana saat jam dan hari tertentu.

Lantas, apa alasan lampu merah Samsat Kircon, di perempatan Jalan Soekarno Hatta-Ibrahim Adjie ini bisa disebut stopan terlama di Kota Bandung sehingga sering memicu macet panjang?

Baca Juga: Dishub Buka Suara Alasan Lampu Merah Samsat Kircon yang Jadi Biang Kerok Kemacetan Bandung

Alasan kenapa nyala lampu merah di stopan Samsat Kircon lebih lama dibandingkan perempatan lainnya ini dijelaskan Plt Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung Andri Fernando Sijabat.

alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) atau lampu merah sejatinya bertujuan untuk mengatur dan mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas

Andri mengaku dirinya tak menampik bahwa lampu merah Samsat Kircon kerap dipandang oleh masyarakat sebagai biang kerok kemacetan di Jalan Soekarno Hatta, Ibrahim Adjie, bahkan hingga kawasan Buahbatu dan Ciwastra.

Menurut Andri, nyala lampu merah di Stopan Samsat Kircon memiliki siklus pergantian warna lampu APILL yang cukup berbeda dengan sejumlah perempatan lain.

Baca Juga: Jadi Lampu Merah Terlama Di Kota Bandung, Begini Keluh Kesah Pengendara di Perempatan Samsat Kircon

Andri menyebut, perhitungan siklus waktu dalam pergantian lampu APILL di titik tersebut memiliki rumus tersendiri.

Karena perempatan itu menjadi tumpuan utama bagi warga yang keluar dan masuk ke Kota Bandung, sehingga perubahan warna lampu APILL pun terbilang lama.

“Dihitung tingkat pelayanan jalannya, kapasitas simpangnya dan volume kendaraannya. Kalau tidak salah, di situ itu waktunya 180 detik atau sekitar tiga menit,” ucap Andri, dikutip prfmnews.id dari keterangan tertulisnya.

“Memang saat jam sibuk padat. Dari arah Ciwastra, dari arah Ibrahim Adjie, Buahbatu dan sebaliknya. Saat jam sibuk semua padat, semua simpangnya bisa dikatakan asal tujuan semua,” imbuhnya.

Baca Juga: Flyover Samsat Kiaracondong Siap Dibangun Pada 2024, Ini Syaratnya

Namun ia menuturkan bahwa pada jam-jam tertentu, perempatan tersebut juga terbilang lancar.

“Senin pagi, dan waktu sore hari menjadi jam ‘horor’ di perempatan tersebut. Padat dan macet. Petugas juga selalu siaga mengatur di perempatan itu,” ujarnya.

Meski demikian, Andri menegaskan, alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) atau lampu merah sejatinya bertujuan untuk mengatur dan mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Sehingga, kondisi di mana pengendara perlu lebih sabar mematuhi lampu merah di lokasi tersebut adalah suatu keharusan demi menjaga keselamatan dan mencegah makin semrawutnya lalu lintas.

“Kalau APILL dimatikan, tentu kebayang bagaimana kacaunya perempatan itu,” pungkasnya. ***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler