Network
Kecintaan Tjetjep kepada balap motor memang sudah muncul sejak usia 13 tahun. Ia secara otodidak belajar banyak hal untuk mengasah kemampuan balapnya.
Baca Juga: Keutamaan dan Tata Cara sholat Nisfu Syaban Sendiri, Beserta Niat dan Doanya
Bahkan, ia pernah belajar ke Jerman dan Italia untuk mencari lebih banyak ilmu seputar mesin motor.
Menurut pengakuannya, ia sudah meraih ratusan medali selama berkarier sebagai pembalap motor.
"Sekitar 110 medali. Tapi, sekarang cuma ada 10 kalau tidak salah," katanya.
Namun, kegigihan untuk membuktikan prestasi di dunia balap motor harus terhenti pada 1974. Saat itu, Tjetjep harus pensiun dini dari dunia balap motor di usia 35 tahun akibat kecelakaan yang menimpanya.
Ia mengalami cedera parah di bagian kaki akibat kecelakaan di GP Batu Tiga, Kuala Lumpur, Malaysia sehingga membuat fisiknya tak dapat lagi beradu cepat motor di sirkuit.
Baca Juga: Janjikan Lempar Helm ke Tribun Mandalika, Aleix Espargaro: Jika Followers Instagram Tembus 1 Juta
Meski begitu, Tjetjep tidak pernah betul-betul meninggalkan dunia balap motor sepenuhnya. Ia masih mengikuti perkembangan dunia balap ‘kuda besi’.
Mulai dari pembalap yang beradu cepat di MotoGP, perkembangan mesin motor balap, sampai Sirkuit Mandalika.
