Diperingati Setiap 10 November, Begini Sejarah Hari Pahlawan

- 8 November 2020, 16:21 WIB
Logo Hari Pahlawan 2020.
Logo Hari Pahlawan 2020. /Kemensos



PRFMNEWS – 10 November kerap diperingati sebagai Hari Pahlawan. Lalu bagaimana sejarahnya?

Sejarahnya bermula dari peristiwa 10 November 1945. Pada saat itu terjadi sebuah pertempuran antara militer Indonesia dengan tentara dari Inggris dan Belanda di Surabaya.

Pertempuran itu menewaskan setidaknya 6.000 sampai 16.000 pejuang Indonesia.

Karena banyaknya pejuang yang tewas hari itu, maka ditetapkanlah 10 November sebagai hari nasional yaitu Hari Pahlawan, melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.

Baca Juga: Cerita Umuh Muchtar Mengenang Persib Juara ISL 2014, Dari Insiden Vlado, Rambut Botak Sampai Konvoi

Baca Juga: Update Corona Indonesia Per Hari Ini Minggu 8 November 2020, Total Positif Bertambah 3.880 Kasus

Pertempuran yang dikenal dengan Pertempuran Surabaya itu, berawal saat tentara Inggris yang tergabung dalam pasukan sekutu AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) datang ke Indonesia dan mendarat di Jakarta dan Surabaya.

Kedatangan para tentara itu, adalah sebagai keputusan dari blok sekutu, tujuannya untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan perang yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya.

Namun, ternyata para tentara Inggris tersebut juga datang bersama NICA (Netherlands Indies Civil Administration), untuk mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintah Belanda.

Indonesia, yang saat itu telah menyatakan kemerdekaannya merasa kesal dengan putusan tersebut.

Baca Juga: Kemenag Kota Bandung: Didahulukan Jemaah yang Keberangkatannya Tertunda pada Awal Pandemi Covid-19

Baca Juga: Butuh Logo Hari Pahlawan 2020? Silakan Download di Sini

Keadaan semakin memanas saat di Hotel Yamato, yang sekarang bernama Hotel Majapahit terletak di Jalan Tunjungan no. 65 Surabaya, dikibarkan sebuah bendera Belanda.

Maka, dilakukanlah perundingan dengan Mr. Ploegman dari pihak Belanda di Hotel Yamato.

Namun pihak Belanda menolak untuk menurunkan bendera tersebut, terjadilah baku tembak di ruang perundingan, dan menewaskan Mr. Ploegman juga seorang Indonesia, bernama Sidik.

Saat itu, juga terjadi sebuah insiden, yaitu dirobeknya bagian biru dari bendera Belanda yang berkibar pada tiang di atas Hotel Yamato.

Setelah insiden hotel tersebut, terjadilah pertempuran–pertempuran kecil mulai 27 Oktober 1945, walaupun sempat mereda, pertempuran kembali pecah saat seorang pimpinan tentara Inggris, Brigadir Jenderal Mallaby tewas dalam baku tembak.

Terjadi perdebatan antara siapa yang memulai baku tembak, pengganti pimpinan tentara Inggris, yaitu Mayor Jenderal Robert Mansergh pun mengeluarkan sebuah ultimatum.

Baca Juga: Patut Berbangga! Ini 3 Pahlawan yang Namanya Dijadikan Nama Jalan di Luar Negeri

Baca Juga: Jadwal MotoGP Eropa Hari Ini, Tayang di Trans7 Mulai Pukul 18.00 WIB

Yaitu agar semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata melapor dan meletakkan senjata di tempat yang telah ditentukan, dengan batas hingga pukul 6.00 pagi tanggal 10 November 1945.

Rakyat Indonesia menganggap hal tersebut sebagai penghinaan, dengan alasan saat itu sudah berdiri negara Republik Indonesia.

Maka terjadilah pertempuran antara tentara Indonesia dengan pasukan sekutu pada tanggal 10 November pagi.*** (Nadya Kinasih Alkautsar/JOB)

Editor: Rian Firmansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x