Sedangkan Indonesia, pada Kuartal II memperlihatkan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional berada di angka minus 5,2 persen. Pada kuartal III, pertumbuhan ekonomi Indonesia naik tipis menjadi minus 3,49 persen.
"Pada masa pandemi ini, ada banyak hal yang diluar dugaan, termasuk pertumbuhan ekonomi," jelas Tauhid saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Kamis 5 November 2020.
Baca Juga: Update Penularan Virus Corona di Indonesia Per Hari Ini, Konfirmasi Positif Bertambah 4.065 Kasus
Menurut Tauhid, salah satu langkah yang bisa diambil Pemerintah Indonesia untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi, yakni memperkuat stimulus seperti bantuan sosial kepada masyarakat.
Hal ini demi menopang konsumsi masyarakat yang merupakan penyumbang tertinggi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Baca Juga: Mudah dan Bisa Lewat HP, Begini Cara Cek Data Penerima Bansos dari Kemensos
"Konsumsi rumah tangga menyumbang 58 persen pada pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Tauhid.
Sebelumnya diberitakan, Badan Pusat Statistik (BPS) resmi mengumumkan bahwa produk nasional bruto (PDB) Indonesia di kuartal III tahun 2020 berada di minus 3,49 persen. Hal itu membuat Indonesia berada dalam keadaan resesi, setelah pada kuartal II di tahun yang sama, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dalam kondisi yang negatif.***