Saran HIPMI Terkait Kartu Prakerja, Utamakan Bagi Angkatan Kerja yang Terdampak Covid-19

- 24 Juni 2020, 11:52 WIB
PETUGAS mendampingi warga yang melakukan pendaftaran calon peserta Kartu Prakerja di LTSA-UPT P2TK di Surabaya, Senin 13 April 2020.*
PETUGAS mendampingi warga yang melakukan pendaftaran calon peserta Kartu Prakerja di LTSA-UPT P2TK di Surabaya, Senin 13 April 2020.* /MOCH. ASIM/ANTARA

PRFMNEWS - Pandemi Covid-19 telah berdampak pada seluruh bidang kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk ekonomi.

Sejak kasus pertama terjadi pada Maret lalu, roda perekonomian di Indonesia lesu akibat aturan social distancing, hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Bandung, Surya Batara mengatakan, sektor ekonomi paling terdampak adalah UMKM.

"Yang menjadi pembeda antara krisis pandemi dengan krisis-krisis sebelumnya adalah di krisis sebelumnya UMKM selalu menjadi penyelamat ekonomi Indonesia, namun sekarang UMKM jadi sektor paling terdampak," kata Surya saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Rabu (24/6/2020).

Baca Juga: Desa Tenjolaya Dinobatkan Jadi Kampung Tangguh Penanganan Covid-19 di Kabupaten Bandung

Aturan PSBB kata dia, membuat usaha mengalami penutupan, dan PHK tidak terhindarkan. Akibatnya, banyak pengangguran baru.

Maka dari itu ia mengatakan program Kartu Prakerja adalah langkah baik untuk menekan angka pengangguran di Indonesia. Namun ia menilai program tersebut dalam perjalanannya menjadi salah sasaran.

"Kartu Prakerja program bagus, awalnya kan untuk menurunkan pengangguran, agar angkatan kerja menjadi siap. Tapi setelah pandemi kami perhatikan program ini menjadi sarana untuk distribusi BLT, di titik ini saya lihat salah sasaran," kata dia.

Baca Juga: PSSI Minta Shin Tae-yong Datang ke Indonesia pada 29 Juni

Dalam program ini kata dia masyarakat diberikan pelatihan kerja secara online, namun disisi lain lapangan kerja tidak tersedia akibat banyak UMKM yang tidak bisa bertahan.

"Sementara masyarakat yang rentan miskin dan korban PHK tidak dapat manfaat dari BLT secara maksimal, yang awalnya berharap ada peningkatan daya beli, itu tidak terjadi," katanya.

Surya mengatakan, program Kartu Prakerja bisa maksimal untuk menekan pengangguran jika fungsinya dikembalikan ke awal, yaitu untuk menyiapkan angkatan kerja.

"Sebaiknya fungsinya dikembalikan untuk menyiapkan angkatan kerja di era adaptasi kebiasaan baru, di titik ini agak sesuai. Saat ini fokusnya digeser dari bansos ke pemulihan ekonomi nasional," katanya.

Baca Juga: Guru Besar UPI Sebut Persoalan Utama PPDB adalah Disparitas Sekolah

Selain itu, HIPMI juga menyarankan beberapa poin terkait program Kartu Prakerja. Diantaranya, meminta pemerintah untuk meningkatkan akurasi data penerima, diutamakan untuk para angkatan kerja yang terdampak Covid-19, melibatkan lebih banyak pihak untuk pelatihannya, melibatkan akademisi untuk menghindari celah moral hazard.

"Pemerintah juga diharapkan memastikan kesediaan lapangan kerja terutama untuk UMKM," katanya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x