Gereja dipilih karena memiliki aula dengan banyak bangku yang bisa menampung ratusan peserta.
3. Sudah dipersiapkan 2 Tahun sebelumya
Isi sumpah pemuda sebenarnya sudah mulai dirumuskan pada saat resolusi Kongres Pemuda I pada tanggal 2 Mei 1926 yang berbunyi :
Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Melayu.
Dari tiga tersebut hanya poin yang menyebutkan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan yang menjadi kontroversi.
4. Menggunting Topi Eropa Seperti Peci
Peci diperkenalkan oleh Bung Karno sebagai identitas pergerakan nasional dan banyak dipakai oleh peserta Kongres. Ini juga menandai awal penggunaan peci sebagai identitas pergerakan di forum resmi yang bersifat luas.
Karena saat itu peci masih langka di Hindia-Belanda, maka sebagian peserta kongres menggunting pinggiran topi Eropanya sehingga menyerupai peci.
5. Bahasa Belanda Mendominasi
Pada saat kongres berlangsung, rupanya bahasa Belanda masih mendominasi pembicaraan. Sebagian pembicara dalam Kongres Pemuda II menggunakan bahasa Belanda, misalnya Siti Soendari yang turut menyampaikan pidatonya dalam kongres itu.