Selain terintegrasi dengan fasyankes, Kemenkes berencana melakukan integrasi SatuSehat dengan BPJS Kesehatan.
Integrasi meliputi sistem pencatatan tuberkulosis, sistem pencatatan secara digital data kematian Maternal dan Perinatal, imunisasi, sistem rujukan nasional, kesehatan ibu dan anak, sistem informasi manajemen data terpadu kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit.
Budi berharap, integrasi data kesehatan ini semakin memperkokoh sistem kesehatan Indonesia yang lebih canggih, efisien dan efektif.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesehatan sekaligus Chief Digital Transformation Office, Setiaji mengatakan, saat ini sejumlah fasyankes telah melakukan uji coba platform tersebut.
Baca Juga: Air Kelapa Bisa Menghancurkan Batu Ginjal, Benarkah? Begini Jawaban Dokter Cahyo
Uji coba versi alfa telah dilakukan sekitar 41 RS, di antaranya 9 RS vertikal, 32 RSUD DKI Jakarta dan uji coba beta versi beta di 31 institusi, mulai dari perusahaan kesehatan hingga lab kesehatan.
Hingga akhir tahun 2022, Kemenkes menargetkan akan ada sekitar 8.000 fasyankes di Indonesia terintegrasi dengan platform SatuSehat dan terintegrasi secara menyeluruh pada 2023.
Terkait dengan privasi data, Setiaji menyebut, Kemenkes telah bekerja sama dengan Badan Siber Sandi Negara (BSSN) untuk memastikan keamanan data pribadi pengguna.
Baca Juga: 10 Twibbon Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 Hijriah yang Bisa Dipakai dan Diunduh Gratis