Network
Baca Juga: Andrie Bayuajie, Gitaris Kahitna yang Tertangkap Polisi karena Narkoba di Cilandak
“Tentu kesedihan Teh Atalia dan Kang Emil tak terbandingkan, tapi siapa yang tak remuk membaca surat Teh Atalia yang pamit meninggalkan Swiss? Sekali lagi, perasaan kami tentu tak seberapa dibanding yang dirasakan Teh Atalia dan Kang Emil, tapi setiap yang berakal akan bergumam: tak terbayangkan betapa berat mengalami kehilangan seperti ini,” ujarnya.
Ketiga, kesedihan mendalam juga pernah dialami wanita 44 tahun itu, kala dirinya harus mengikhlaskan putri tercintanya, Namiyah, selang satu hari usai dilahirkan.
“Saya pernah kehilangan seorang putri. Setiap orang juga pernah — setidaknya akan — mengalami kehilangannya sendiri-sendiri. Kita semua punya kalender yang pada salah satu tanggalnya telah disuratkan gilirannya masing-masing,” ungkapnya.
Keempat, istri dari Ibrahim Sjarief Assegaf itu pun mengingatkan dirinya dan orang lain di luar sana. Nana menuturkan, kebersamaan dengan orang-orang tercinta termasuk keluarga akan berakhir dengan perpisahan atas kehendak Sang Maha Pencipta.
Baca Juga: Terjadi Lagi, Aksi Demi Konten Medsos 'Memakan Korban', Pelajar SMP di Soreang Bandung Ditabrak Truk
“Bermilyar-milyar kehidupan pernah hadir dan pergi di bumi ini. Kita hanya sebutir pasir dari hamparan yang tak terpermanai itu. Bersama orang-orang tercinta, kita semua pernah membentuk istana pasir, dan kita tahu pada akhirnya — cepat atau lambat — istana pasir itu akan kita berikan kepada samudera,” jelasnya.
Pada akhir curahan hatinya, kelima, wanita kelahiran Makassar itu melisankan doa agar orang tua Emmeril Kahn Mumtadz diberi kekuatan atas musibah yang dialami anggota keluarganya.
“Simpati dari saya dan jutaan orang lain tentu tak bisa menawarkan kepedihan. Kami hanya bisa berdoa semoga kekuatan dan ketabahan itu masih memadai untuk melewati hari-hari kehilangan yang mungkin tak akan singkat ini. Peluk dari jauh untuk Teh Atalia, Kang Emil dan Zara,” tutupnya. ***
