Kali Ini Giliran BBM Solar Bersubsidi yang Dibahas Polri dan Pertamina, Begini Keputusannya

- 10 April 2022, 12:15 WIB
Ilustrasi pengisian BBM di SPBU. Polri dan Pertamina bahas BBM solar subsidi.
Ilustrasi pengisian BBM di SPBU. Polri dan Pertamina bahas BBM solar subsidi. /Zona Surabaya Raya /Ahmad Saifullah

Ia menjelaskan bahwa telah menerima beberapa laporan mengenai peningkatan kebutuhan solar bersubsidi.

Menurutnya hal tersebut bisa terjadi karena adanya kenaikan terhadap produktivitas komoditas industri jenis tertentu.

Baca Juga: Harga BBM Pertamax Naik Rp12.500, Luhut: Negara Lain Sudah Duluan, Indonesia Paling Lambat

Ia juga menjelaskan bahwa kurang persediaan tersebut juga dikarenakan Invasi Rusia ke Ukraina yang membuat berkurangnya minyak dan gas di dunia, yang Indonesia terkena dampaknya juga.

"Indonesia sampai saat ini khususnya di ASEAN, masih ada di nomor dua terendah. Karena kita masih menahan harga. Sehingga harga tetap ada di kondisi yang sama, sebagai contoh adalah solar. Dan juga ada yang dinaikkan namun sebenarnya masih di subsidi," jelasnya.

Sigit mengungkapkan, pada saat ini terjadi disparitas yang tinggi antara solar bersubsidi dengan solar industri, dengan selisih harga kurang lebih sebanyak Rp12.500.

Dengan adanya gap tersebut, membuat solar disalahgunakaan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Baca Juga: Ikut-ikutan Naik, Harga BBM Shell di Bandung Terpantau Tembus Jadi Rp16 Ribu per Liter

"Yang kemudian memanfaatkan disparitas harga ini untuk kemudian mengambil kebutuhan minyak atau solar untuk industri. Mengambilnya dari SPBU subsidi. Sehingga tentunya ini menambah beban Pemerintah dan ini juga akan menimbulkan permasalahan," tutur Sigit.

Sigit juga mengungkapkan, bahwa seharusnya BBM bersubsidi mutlak diberikan kepada masyarakat yang memang sangat membutuhkan, seperti kendaraan umum, UMKM, pedagang kaki lima dan lainnya.

Halaman:

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah