Asimilasi COVID-19 Dinilai Tingkatkan Aksi Kejahatan, Kriminolog: Ubah Pandangan pada Napi

- 17 April 2020, 15:07 WIB
Ilustrasi narapidana.
Ilustrasi narapidana. /Dok PRFM.

BANDUNG, (PRFM) – Kriminolog Unpad Yesmil Anwar menyayangkan penilaian negatif masyarakat terhadap narapidana (napi) yang mendapat program asimilasi COVID-19.

Menurut pantauan di media massa maupun media sosial, Yesmil menyimpulkan bahwa hingga saat ini mayoritas masyarakat Indonesia masih menganggap mantan napi sebagai penyebab aksi kejahatan.

Adapun pemberitaan mengenai program asimilasi COVID-19, kerap mengaitkan mantan napi dengan peningkatan jumlah aksi kejahatan.

Baca Juga: Tinggal Tunggu Perpu, Pilkada Akan Digelar Pada 9 Desember 2020

“Masyarakat masih melihat napi atau mantan napi sebagai ‘sampah’, sesuatu yang menjijikan. Padahal yang memproduksi ‘sampah’ tersebut ya masyarakat sendiri,” kata Yesmil saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Jumat (17/4/2020).

Yesmil menjelaskan, masyarakat harus mengubah pandangan terhadap napi maupun mantan napi. Pasalnya jika masih menganggap napi dan mantan napi sebagai anggota masyarakat yang harus dikucilkan, besar kemungkinan mantan napi akan kembali melakukan tindakan yang melanggar hukum karena merasa tidak lagi diterima dalam masyarakat.

Baca Juga: Tiga Sepeda Motor Hilang Sekaligus di Kawasan Cinunuk

“Kalau kita masih anggap napi sebagai sesuatu yang menjijikan, maka napi atau mantan napi akan akan mengulangi tindakan merugikan diri sendiri dan orang lain,” tukas Yesmil.

Sebelumnya, pemerintah menetapkan kebijakan pembebasan napi di tengah pandemi virus corona (COVID-19).

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x