20 Persen Masyarakat Tolak Vaksinasi: Sosiolog Sebut Bukan Soal Politik, Tapi karena Pengetahuan Minim

- 7 Agustus 2021, 19:02 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19.
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. /Pixabay/fernandozhiminaicela/

PRFMNEWS - Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja mengumumkan hasil survei program vaksinasi nasional. Hasilnya sekitar 20 persen masyarakat tolak vaksinasi Covid-19. Kenapa demikian?

Sosiolog dari Universitas Padjadjaran, Ari Ganjar menilai masyarakat tolak vaksinasi Covid-19 bukan karena persolan politik. Menurutnya, muncul sejumlah masyarakat menolak vaksinasi dikarenakan informasi yang diterima tidak lengkap.

"Coba kita bandingkan. Misalnya di Amerika Serikat, sejumlah warga menolak vaksin karena ada unsur politik, akibat polarisasi Piplres Amerika Serikat sebelumnya. Kebijakan vaksinasi yang diambil oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden ditolak oleh pendukung Donald Trump. Beda dengan Indonesia," kata Ari saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Sabtu 7 Agustus 2021.

Baca Juga: Berbincang dengan Penjual Uang Palsu, Bayar Rp200 Ribu Bisa Dapat Rp1 Juta

Dikarenakan informasi yang diterima tak lengkap, menyebabkan ada sejumlah masyarakat yang hanya percaya satu informasi yang ia dapatkan.

Ari mencontohkan, seorang warga menerima kabar bahwa vaksinasi memunculkan efek samping.

Setelah itu warga tersebut tidak mencari informasi lanjutan tentang penjelasan mengenai kenapa ada orang yang usai disuntik vaksin menunjukan efek samping.

Dengan pengetahuan minim ini, warga tersebut akhirnya menyatakan menolak vaksinasi.

Baca Juga: Mau Jadi Relawan Vaksinator di Kabupaten Bandung? Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Padahal akses informasi sangat mudah didapatkan untuk menjelaskan mengenai orang yang menunjukan efek samping setelah vaksin.

"Penolakan vaksinasi di Indonesia itu soal pengetahuan masyarakat tentang vaksin itu sendiri," ucapnya.

Merujuk hasil survei BPS, sejumlah masyarakat menyatakan takut dengan efek samping vaksinasi.

Baca Juga: Balas Serangan Balon Api, Israel Bombardir Lokasi yang Diduga Markas Hamas

Ada juga yang menganggap vaksinasi itu tidak efektif. Ada yang menganggap bahwa tubuhnya kuat sehingga tidak perlu suntik vaksin.

Ada juga sejumlah masyarakat menyatakan ragu dengan kehalalan vaksin dan ada yang percaya teori konspirasi tentang vaksin.***

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah