TEGAS! Kemenkes Sebut Vaksin Dosis Ketiga (Booster) Hanya untuk Nakes

- 2 Agustus 2021, 10:30 WIB
Jubir Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi.
Jubir Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi. / /Dok. Kementrian Kesehatan/

PRFMNEWS - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menegaskan bahwa vaksinasi dosis ketiga atau 'booster' hanya akan diberikan kepada tenaga kesehatan atau nakes, dan tenaga pendukung kesehatan yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis kesatu dan kedua.

Dikutip dari ANTARA, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, memperkirakan ada sekira 1,5 juta nakes dan pendukung nakes yang tersebar diseluruh Indonesia.

"Diperkirakan jumlahnya ada sekitar 1,5 juta orang, yang tersebar di seluruh Indonesia," ujar Siti di Jakarta pada Senin 2 Agustus 2021.

Siti menambahkan, 'booster' atau vaksin ketiga tidak diperuntukkan kepada khalayak umum.

Ia menjelaskan, keterbatasan pasokan vaksin dan lebih dari 160 juta sasaran vaksinasi belum memperoleh suntikan menjadi alasan mengapa vaksin ketiga hanya diperuntukkan kepada nakes.

 

Baca Juga: Gelar Webminar, Menaker dan IDI Komitmen Turunkan Tingkat Risiko Infeksi Covid-19 pada Nakes

"Kami mohon agar publik dapat menahan diri untuk tidak memaksakan kepada vaksinator untuk mendapatkan vaksin ketiga. Masih banyak saudara-saudara kita yang belum mendapatkan vaksin. Mohon untuk tidak memaksakan kehendak," tegas Siti.

Sebagai arahan dalam kebijakan tersebut, Kemenkes juga sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit No HK.02.01/1/1919/2021 tentang Vaksinasi Dosis Ketiga Bagi Seluruh Tenaga Kesehatan, Asisten Tenaga Kesehatan, dan Tenaga Penunjang yang Bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

"Rekomendasi dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) adalah saat ini kita dapat menggunakan platform yang sama atau berbeda untuk vaksinasi dosis ketiga. Pemerintah telah menetapkan akan menggunakan vaksin Covid-19 Moderna untuk suntikan ketiga untuk tenaga kesehatan, dikarenakan kita tahu bahwa efikasi dari Moderna ini paling tinggi dari seluruh vaksin yang kita miliki saat ini," jelasnya.

Siti mengungkapkan, 'booster' diberikan dengan tetap memperhatikan kondisi kesehatan sasaran.

Bila sasaran vaksinasi ketiga alergi, kata Siti, maka tidak boleh mendapatkan vaksin dengan platform mRNA, untuk kemudian bisa menggunakan jenis vaksin yang sama dengan dosis kesatu dan kedua.

Baca Juga: Curhat Sopir Angkot di Bandung yang Terdampak PPKM: Sulit Sekali ini

Baca Juga: ASN Jabar Kembali Berinisiatif Galang Dana untuk Bantu Penanganan Covid-19

Dirinya pun menjelaskan soal vaksin Moderna yang dipakai sebagai 'booster' adalah mRNA-1273.

Dilakukan secara intramuskular dengan dosis 0,5 ml sebanyak 1 dosis.

Adapun vaksin tersebut akan tersedia dalam bentuk beku dengan kemasan 14 dosis per vial.

Penyimpanan, distribusi, dan penggunaan vaksin sudah diatur dalam SE Ditjen P2P No. HK.02.01/1/1919/2021.

Siti menuturkan, mengantisipasi kerusakan dan kesalahan pengambilan, penyimpanan dilakukan terpisah dalam rak atau keranjang vaksin yang berbeda agar tidak tertukar dengan vaksin rutin.

Sebelumnya vaksinasi 'booster' bagi nakes sudah dimulai pada 23 Juli 2021 di RSCM Jakarta.

Selanjutnya, tambah Siti, vaksinasi ketiga bagi nakes akan dilanjutkan pada unit pelaksana teknis vertikal Kementerian Kesehatan khususnya di rumah sakit vertikal secara bertahap dapat dilaksanakan di seluruh fasyankes di Indonesia.

Dirinya berharap, vaksin ketiga atau 'booster' bagi nakes ini bisa segera selesai dilaksanakan.

Baca Juga: Nama Calon Penerima BSU Sudah Diterima Kementerian Ketenagakerjaan, BLT Bakal Segera Disalurkan?

Baca Juga: Nasib PPKM Diperpanjang Atau Tidak Ditentukan Hari ini

Pihaknya menyarankan untuk segera melakukan perbaikan data jika ditemukan ketidaksesuaian data penerima vaksin 'booster'.

"Kalau dia adalah tenaga kesehatan tapi tidak tercatat atau dia tercatat misalnya di pemberi pelayanan publik, maka dia bisa melakukan perubahan data ke Badan PPSDM Kesehatan melalui email [email protected] untuk melakukan perbaikan data," pungkasnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x