PRFMNEWS - Kasus penggunaan alat Rapid Test Antigen bekas pakai di Bandara Kualanamu Internasional, Sumatera Utara membuat masyarakat menjadi lebih was-was.
Pakar Mikrobiologi Klinik Unpad, dr Sunaryati Sudigdoadi menjelaskan beberapa bahaya menggunakan kembali alat tes SWAB Covid-19 daur ulang, padahal secara aturan seharusnya hanya sekali pakai (disposable).
Sunaryati mengungkapkan, bahaya pertama adalah alat menjadi tidak steril, apalagi alatnya dimasukkan ke dalam hidung yang notabene memang terdapat banyak sekali mikroba. Jika digunakan kembali maka ada potensi menularkan ke pasien selanjutnya.
"Di hidung orang itu banyak sekali mikroba yang normalnya ada, apalagi terkait dengan ada virus SARS-Cov-2 nya tentu akan mudah berpindah ke orang lain," ujar Sunaryati saat on air di Radio 107,5 PRFM News Channel, Jumat 30 April 2021.
Menurutnya hal itu sangat berbahaya apalgi dapat memindahkan mikroba yang bersifat patogen dan bisa menyebabkan infeksi kepada pasien.
Lalu bahaya kedua adalah efektivitas alat itu menjadi tidak maksimal. Alat untuk SWAB terbuat dari bahan khusus untuk mengambil sampel virus yang ada di saluran nafas.
Baca Juga: TERKINI, Polda Sumut Tangkap Enam Petugas Rapid Test Antigen Bekas Pakai di Bandara Kualanamu
Apabila dipakai ulang, maka sikat-sikat halus tersebut tidak akan maksimal lagi mengambil virus dan hasilnya menjadi tidak akurat.