Kasus Aktif Indonesia Selisih 15 Persen Dibanding Rata-Rata Dunia

- 2 Desember 2020, 09:35 WIB
Ketua Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito.
Ketua Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito. /Dok BNPB.

PRFMNEWS – Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengklaim Indonesia telah mampu mengendalikan kasus positif secara nasional. Berdasarkan data per 30 November 2020, kasus aktif di Indonesia sempat mengalami tren penurunan.

Ia menambahkan, saat ini angka kasus aktif di Indonesia masih berada di bawah rata-rata duni adengan selisih 15 persen lebih.  

"Meski demikian, saat ini angka kasus aktif di Indonesia masih berada dibawah rata-rata dunia dengan selisih sebesar 15,27%. Selain melihat masalah Covid-19 dari tingkat nasional, kita perlu melihat dengan kacamata elang, lebih luas, dan komprehensif yaitu dengan melihat kondisi terkini di negara-negara lainnya," ungkap Wiku saat memberikan keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB, sebagaimana juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa 1 Desember 2020.

 

Baca Juga: Kemarin-Kemarin Turun Terus, Harga Emas Hari Ini Tiba-tiba Naik Cukup Tinggi

Menurut Wiku, kasus aktif Indonesia saat ini berada di angka 13,25 persen. Persentase tersebut jauh lebih rendah dibanding negara di Eropa khususnya Belgia dan Prancis.

Kedua negara tersebut diketahui persentase kasus aktifnya sudah melebihi 90%. Bahkan membandingkan dengan negara besar lainnya, dan memiliki kesamaan karakteristik dengan Indonesia, yakni Amerika Serikat berada di kisaran 39,06%.

"Atau (Amerika Serikat) 3 kali lipat dari angka kasus aktif di Indonesia," imbuh Wiku.  

Sementara di Asia Timur, seperti Korea Selatan (17,60%), Jepang (14,44%) dan Hongkong (13,65%) yang tengah mengalami tren kenaikan kasus. Jika melihat grafiknya, terlihat jelas di 3 negara itu ada fluktuasi dalam tren kasus aktif.

Baca Juga: Jadwal Tayang Trans 7 Hari Ini: Hadirkan Program Bagi Keluarga

"Hal ini membuktikan bahwa negara-negara tersebut masuk dalam second wave , yang banyak terjadi di beberapa negara di benua Eropa dan sebagian Asia," lanjutnya. 

Terakhir, jika melihat kasus aktif di Meksiko, terlihat pada grafiknya, ada tren kenaikan kasus yang cukup tajam dilihat dari ujung grafik yang menukik. Data perbandingan ini, kata Wiku sebagai pembelajaran bagi masyarakat. Bahwa pandemi Covid-19 masih terus berlangsung. Dan masyarakat diminta tidak lengah. 

"Dari data nasional dan dunia, bisa kita ambil pelajaran, bahwa pandemi Covid-19 masih ada, dan ada dimana-mana. Tidak kenal umur, tidak kenal orang, cepat atau lambat, jika seseorang lengah maka akan menjadi penderita selanjutnya," tegas Wiku. 

Baca Juga: Sebelum Putuskan PSBB di Kota Bandung, DPRD Minta Pemkot Perketat dan Kawal AKB di Kota Bandung

Menurutnya, pemerintah memahami bahwa masyarakat sudah jenuh dan lelah menghadapi pandemi ini.

"Namun bukan berarti kita harus kalah. Tetap jaga semangat untuk terus memutus rantai penularan," pesan Wiku.***

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah