Uji klinis Tahap 2 Vaksin Covid-19 Buatan Genexine Korea Selatan Dilakukan Oktober di Indonesia

22 September 2020, 13:41 WIB
Ilustrasi vaksin. /PRFM

PRFMNEWS - Di tengah uji klinis vaksin covid-19 buatan Sinovac, China, uji klinis pun akan dilakukan terhadap calon vaksin covid-19 buatan perusahaan asal Korea Selatan Genexine Inc.

Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, uji klinis terhadap vaksin buatan Genexine Inc ini merupakan uji klinis tahap dua. Rencananya uji klinis ini akan dilakukan pada Oktober mendatang.

“Uji klinis II akan dimulai Oktober di Indonesia,” kata Retno saat menyampaikan paparan pada Rapat Kerja Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dengan menteri luar negeri sebagaimana dikutip dari ANTARA, Selasa 22 September 2020.

 

Baca Juga: Sakit Kepala? Jangan Langsung Minum Obat! Anda Bisa Coba Makan Ini

Sejauh ini, pengembangan vaksin buatan Genexine telah mendekati akhir uji klinis tahap I yang berlangsung di Korea Selatan.

Genexine mengembangkan calon vaksin covid-19 yang disebut dengan GX 19 dan untuk uji klinis di Indonesia perusahaan itu menggandeng PT Kalbe Farma Tbk. Dua perusahaan itu pada 2017 telah membangun kerja sama pendirian perusahaan gabungan PT Kalbe Genexine Biologics (KGBio), yang salah satu misinya mengembangkan obat-obatan dan vaksin.

GX 19 merupakan calon vaksin covid-19 yang dibuat oleh konsorsium sejumlah perusahaan, di antaranya Genexine sebagai koordinator, Binex, International Vaccine Institute (IVI), GenNbio, KAIST, dan POSTECH. Calon vaksin itu menggunakan material DNA yang bertujuan menciptakan antigen dalam sistem kekebalan tubuh.

Baca Juga: Mayat Tanpa Identitas yang Diduga Tuna Wisma Ditemukan di Terminal Angkot Cicalengka Pagi Tadi

Dalam rapat kerja, Retno menyebutkan pemerintah telah mengamankan 20-30 juta dosis calon vaksin covid-19 pada 2020 dan 290-340 juta dosis vaksin pada 2021.

Selain Genexine, G42, Sinovac dan Sinopharm, Retno menyebut Indonesia masih menjajaki peluang kerja sama pengadaan calon vaksin covid-19 buatan AstraZeneca dan Imperial College London. Walaupun demikian, Retno tidak menjelaskan lebih lanjut pernyataan itu.

Berbagai kerja sama bilateral yang diupayakan Kementerian Luar Negeri itu merupakan penerapan strategi jangka pendek demi mendapatkan vaksin covid-19 dengan cepat, aman, dan terjangkau, kata Menlu Retno.

Baca Juga: Jika Cisumdawu Rampung, Kadishub Jabar Yakin BIJB Kertajati Akan Jadi Pilihan Warga Jabar

“Terkait strategi, pendekatan yang dijalankan Pemerintah Indonesia dalam memperoleh vaksin terdapat dua pendekatan. Yang pertama, pendekatan jangka pendek, berarti akses cepat waktu terhadap vaksin yang aman dengan harga terjangkau dan pendekatan ini memerlukan kerja sama dengan pihak luar baik secara bilateral maupun multilateral,” terang Retno ke para anggota Komisi I DPR RI.

“Yang kedua adalah pendekatan jangka panjang, yaitu pengembangan vaksin nasional, vaksin Merah Putih yang kita harapkan akan menjadi penopang utama proses kemandirian vaksin covid-19 di Indonesia,”tambahnya.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Terkait dua pendekatan itu, Retno menjelaskan Kementerian Luar Negeri fokus menjalankan strategi jangka pendek mengingat situasi darurat selama pandemi membutuhkan tindakan cepat.

“Oleh karena itu para diplomat kita baik yang ada di Jakarta maupun di berbagai negara bekerja siang malam untuk dapat mengamankan beberapa komitmen vaksin untuk masyarakat Indonesia,” tambah dia.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler