Covid-19 Varian JN.1 Sudah Masuk Indonesia, Ini Gejala dan Cara Cegah Penularan Menurut Para Ahli

20 Desember 2023, 08:45 WIB
Ilustrasi Covid-19. Berikut ini update data terbaru penularan virus corona di Indonesia per hari ini /Dok PRFM.

PRFMNEWS – Kasus penularan Covid-19 varian JN.1 sudah terjadi di Indonesia yang menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ditemukan di wilayah DKI Jakarta dan Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu merinci satu kasus infeksi virus corona tipe SARS-CoV-2 varian JN.1 ditemukan di Jakarta Selatan pada 11 November 2023, Jakarta Timur pada 23 November 2023, dan Batam pada 13 Desember 2023.

Apa saja gejala penyakit yang muncul pada orang positif Covid-19 varian JN.1? Lalu, bagaimana cara mencegah agar tidak tertular virus corona tipe SARS-CoV-2 varian JN.1ini? Dan apakah vaksinasi Covid-19 bisa melindungi diri dari infeksi JN.1?

Menurut para ahli, Covid-19 varian JN.1 adalah turunan dari BA.2.86 yang masih satu keluarga dari Omicron. Terkait gejala yang perlu diwaspadai, profesor penyakit menular dari Vanderbilt University Medical Center, Dr. William Schaffner, mengatakan tidak berbeda jauh dengan Omicron lainnya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Kota Bandung Naik Jadi 51 Orang, Layanan Vaksinasi dan Ruang Isolasi Ditingkatkan

Hal senada terkait gejala varian JN.1 juga disampaikan virolog dari University of Bloomberg School of Public Health, Andy Pekosz.

"Saat ini, tidak ada yang mengatakan bahwa infeksi JN.1 berbeda dari varian Covid sebelumnya dalam hal tingkat keparahan atau gejala penyakit, tapi kami tetap memperhatikan perkembangan dari JN.1," kata Pekosz, dikutip prfmnews.id dari Today, Selasa 19 Desember 2023.

Berikut ini gejala umum Covid-19 varian JN.1 yang tak berbeda jauh dari Omicron menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC) :

  • Demam atau menggigil
  • Batuk
  • Sesak napas atau kesulitan bernapas
  • Kelelahan
  • Nyeri otot atau badan
  • Sakit kepala
  • Tak mampu mencium
  • Sakit tenggorokan
  • Hidung tersumbat atau meler
  • Mual atau muntah
  • Diare

Baca Juga: Wapres Blak-blakan Ungkap Cara Antisipasi Pemerintah Seiring Kenaikan Kasus Covid-19 Jelang Nataru

Apakah vaksin Covid-19 mampu melindungi diri terhadap varian JN.1? Menurut CDC, vaksin Covid-19 yang baru dan diperbarui serta direkomendasikan untuk semua orang setiap 6 bulan atau lebih, diharapkan dapat meningkatkan perlindungan terhadap JN.1 maupun varian lainnya.

“Data dari penelitian laboratorium menunjukkan bahwa vaksin tersebut tampaknya menghasilkan respons kekebalan yang kuat terhadap strain induk JN.1, BA.2.86,” terang Schaffner.

“Vaksin baru ini juga melindungi terhadap penyakit parah, rawat inap, dan kematian. Jadi meskipun Anda tertular Covid-19 setelah vaksinasi, kemungkinan besar gejala yang muncul akan lebih ringan dan tidak perlu masuk rumah sakit,” tambah Kepala Ahli Epidemiologi di NYU Langone Health, Amerika Serikat, Dr. Michael Phillips.

Baca Juga: 2 Imbauan Terbaru Pemkot Bandung Bagi Masyarakat Seiring Tren Kenaikan Kasus Covid-19 Jelang Nataru

Bagaimana melindungi diri dari infeksi JN.1? Untuk menjaga agar diri kita tidak terinfeksi virus yang menyerang saluran pernapasan ini, para ahli mendorong untuk melakukan hal-hal berikut:

  • Pastikan ventilasi ruangan tempat Anda berada dalam kondisi baik
  • Kenakan masker di dalam ruangan yang ramai
  • Rutin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
  • Hindari kontak langsung dengan orang sakit
  • Ikuti perkembangan terkini mengenai vaksin Covid-19
  • Kenali apakah Anda memiliki gejala Covid-19
  • Isolasi diri jika Anda dipastikan positif Covid-19

Sebelumnya, Maxi Rein Rondonuwu memaparkan bahwa menurut laporan per 18 Desember 2023, ada dua kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia, masing-masing satu kasus di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dan RSUD Tarakan.

Baca Juga: Pastikan Distribusi BBM dan LPG Lancar, Komut PT Pertamina Patra Niaga Tinjau Satgas Nataru di Regional JBB

"Satu pasien meninggal sudah divaksin dua kali dan memiliki komorbid. Satunya lagi belum pernah divaksin dan mengalami infeksi paru-paru," katanya.

Namun, dia memastikan kedua kasus kematian tersebut tidak disebabkan oleh virus corona tipe SARS-CoV-2 varian JN.1.

Ia menambahkan, satu kasus kematian pasien akibat infeksi virus SAR-CoV-2 yang sebelumnya dilaporkan terjadi di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta juga tidak disebabkan oleh infeksi virus varian JN.1.

"Yang meninggal di RSPI hasil whole genome sequencing-nya tidak ada yang JN.1," ungkapnya.

Baca Juga: Sidak Disperindag Jabar Temukan Bahan Makanan Berbahaya Dijual di Pasar Tradisional Kota Bandung

Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi menambahkan, kenaikan kasus Covid-19 varian JN.1 di Indonesia masih terkendali mengingat belum banyak pasien yang membutuhkan ruang perawatan intensif atau ICU.

"Jumlah yang dirawat di ICU masih enggak banyak, orang yang sakit saat ini masih belum membutuhkan ICU, karena untuk melihat seberapa berbahaya Covid-19 ini kita melihat tiga aspek, mulai jumlah kasus, jumlah orang yang perlu rawat inap, dan jumlah orang yang perlu masuk ke ICU," ujar Imran, Selasa 19 Desember 2023.

Meski begitu, Imran menegaskan bahwa pemerintah tetap melakukan mitigasi untuk mengantisipasi lonjakan kasus akibat JN.1 ini.

"Memang ini akhir tahun, jadi kita harus memitigasi karena biasanya akhir tahun meningkat. Selain itu, perusahaan-perusahaan pengiriman kan juga akan tutup, kita sudah sampaikan ke rumah sakit-rumah sakit kalau harus menyiapkan oksigen dan obat-obatannya, itu sudah kami lakukan, sehingga kalau terjadi lonjakan, kita enggak gagap," terangnya.

Kemenkes pun mengimbau masyarakat melengkapi dosis vaksin Covid-19 untuk menghindari risiko penularan penyakit tersebut menjelang libur Nataru 2023/2024, masa ketika pergerakan orang meningkat. Sehingga diimbau segera datangi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat di puskesmas atau Kantor Kesehatan Pelabuhan.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler