Tertarik Jadi Masinis KAI? Cek Cara Daftar, Syarat dan 6 Tahapan Seleksi Jadi Pengemudi Kereta Api

22 Juli 2023, 20:00 WIB
Masinis mengoperesikan Kereta Api /Djoko Setijowarno / Portal Pekalongan

PRFMNEWS – Seorang masinis bukanlah sekedar profesi mengemudikan laju kereta api (KA). Masinis juga harus menanggung risiko besar termasuk memastikan keselamatan penumpang.

Untuk itu, PT KAI memberlakukan syarat dan kriteria khusus bagi seseorang yang ingin mengikuti proses rekrutmen menjadi masinis kereta api.

Cara dan proses pendaftaran untuk melamar menjadi seorang masinis kereta api juga tak main-main. PT KAI menyiapkan beberapa tahapan yang wajib dilalui peserta rekrutmen.

Baca Juga: Jangan Nekat! Terobos Palang Pintu Kereta Bisa Kena Sanksi Pidana hingga Renggut Nyawa, Cek Aturannya

Kasus tabrakan Kereta Api Brantas dengan truk trailer di perlintasan Jalan Madukoro, petak jalan Jerakah-Semarang Poncol, Selasa 18 Juli 2023 menjadi salah satu contoh betapa besar tanggung jawab seorang masinis KA penumpang, termasuk bagi keselamatan diri sendiri.

Lantas, bagaimana alur dan cara melamar sebagai seorang masinis di KAI, serta syarat dan kriteria apa saja yang perlu diperhatikan calon peserta rekrutmen?

Mengutip laman resmi KAI, tahapan untuk menjadi masinis yang pertama adalah peserta harus mengikuti serangkaian seleksi rekrutmen yang diadakan.

Baca Juga: Ridwan Kamil Luncurkan Bus Trans Pakuan yang Dijadikan Pengumpan Kereta LRT

Peserta harus bersaing dengan puluhan ribu pelamar lain dalam proses seleksi yang cukup ketat dan berlangsung selama kurang lebih 3 (tiga) bulan.

Adapun tahapan seleksi yang harus dilalui adalah tahap administrasi, tes kesehatan awal, psikotes, wawancara dan tes kesehatan akhir.

Peserta harus punya kondisi kesehatan prima. Standar penilaian dalam tahap psikotes pelamar posisi masinis pun berbeda dengan rekrutmen jabatan lainnya.

VP Public Relations Joni Martinus mengungkapkan bahwa kondisi kesehatan dan mental pekerja termasuk masinis berpengaruh besar dalam pencapaian produktivitas kerja.

Baca Juga: Isi Menu Katering yang Diduga Sebabkan Puluhan Karyawan Pabrik di Bandung Keracunan Massal

Pengujian kesehatan pada saat seleksi ditujukan agar perusahaan memperoleh pekerja yang berada dalam kondisi kesehatan yang baik dan cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan.

“Hal Ini tentu dapat berdampak positif, karena pada dasarnya SDM adalah sebuah investasi penting di sebuah perusahaan. Masinis juga harus teliti, sigap, tidak mudah stres, serta percaya diri sehingga keselamatan dan keamanan dalam mengoperasikan kereta api dapat terjamin," ungkap Joni Martinus.

Tahap kedua, peserta yang lolos tahapan seleksi dan sudah menjadi calon pekerja tidak serta merta langsung menjadi masinis.

Baca Juga: Cerita Eddi Brokoli Sudah 64 Kali Donor Darah, Juga Jadi Calon Donor Kornea Mata

Setiap calon pekerja harus menjalani masa percobaan selama kurang lebih 3 bulan. Dalam rentang waktu itu, ada beberapa program yang harus diikuti oleh mereka.

Antara lain, Program Orientasi Kerja dan Basic Development Program (BDP) yang bekerja sama dengan TNI untuk pengenalan dasar terkait KAI dan melatih kedisiplinan calon pekerja.

Setelah menjalani masa percobaan selama 3 bulan, setiap calon pekerja akan dilakukan evaluasi dalam rangka pengangkatan calon pekerja menjadi pekerja tetap, dengan terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kesehatan fisik.

“Syarat untuk menjadi pekerja organik, calon pekerja harus dinyatakan lulus dalam setiap tahapannya baik Program Orientasi Kerja, BDP, maupun tes kesehatannya,” jelas Joni.

Baca Juga: 44 Karyawan Pabrik di Batununggal Diduga Keracunan Makanan Katering, Dirawat di RS Pindad

Tahap ketiga, calon pekerja wajib mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan (diklat) serta tahap pengujian hingga akhirnya dianggap layak sebagai masinis KAI.

Calon masinis harus mengikuti diklat sebagai awak sarana perkeretaapian tingkat pertama di Balai Pelatihan Teknik Traksi (BPTT) Darman Prasetyo Yogyakarta.

Setelah menjalani diklat sebagai awak sarana perkeretaapian tingkat pertama dan dinyatakan lulus, Anda akan mendapatkan pelatihan terkait uji teknis pengoperasian sesuai dengan jenis sarana perkeretaapian dan uji pemahaman lintas.

Tahap keempat, memulai praktik pengoperasian lokomotif atau Kereta Rel Diesel (KRD) di bengkel perbaikan dan perawatan (Depo) KAI dengan didampingi petugas sarana.

Setelah itu, calon masinis akan menjalankan praktik langsir menggunakan sarana berpenggerak non-listrik dengan pendampingan instruktur masinis. Tahapan praktek ini dilakukan kurang lebih selama 4 (empat) bulan.

Baca Juga: Ditinggal Sholat Magrib, Pencuri Modus Pecah Kaca Mobil Beraksi di Jalan Raya Soreang

Tahap kelima, calon masinis akan menghadapi ujian sertifikasi Awak Sarana Perkeretaapian Tingkat Pertama yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA).

Jika lulus, mereka akan ditugaskan sebagai asisten masinis, namun belum secara resmi sebagai masinis.

Tugas sebagai asisten masinis adalah membantu masinis dalam menjalankan kereta api dan belajar bagaimana menjadi masinis yang baik.

Setelah menjalani jam kerja minimal 2.000 jam atau selama satu tahun, bersiaplah mengikuti tahapan selanjutnya yang akan membawamu secara resmi menjadi masinis seutuhnya.

Tahap keenam, Anda akan menghadapi Uji Sertifikasi Awak Sarana Perkeretaapian Tingkat Muda dari DJKA yang menuntut tingkat kecakapan dan kemampuan yang lebih tinggi dalam mengemudikan kereta api.

Jika lulus dalam rangkaian tes tersebut, Anda baru akan diangkat secara resmi sebagai masinis KAI.

Berdasarkan kecakapan, sertifikasi masinis terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu Awak Sarana Perkeretaapian Tingkat Pertama, Awak Sarana Perkeretaapian Tingkat Muda, Awak Sarana Perkeretaapian Tingkat Madya.

Baca Juga: Kejari Bandung Kembalikan Barang Bukti Rp638 Juta Kasus Korupsi Dana Hibah ke Pemprov Jabar

Sertifikat kecakapan memiliki masa berlaku selama 4 (empat) tahun, tergantung pada posisi pekerja dimaksud, menyesuaikan dengan jabatan yang kompetensinya diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan.

Di samping itu, setiap 2 (dua) tahun, para masinis mengikuti refreshing atau pendidikan lapangan (diklap) Awak Sarana Perkeretaapian sesuai dengan tingkatannya.

Refreshing/diklap tersebut diperlukan untuk menjaga kompetensi masinis agar terampil dalam berdinas, sekaligus merupakan salah satu syarat untuk pengujian perpanjangan sertifikasi yang diselenggarakan oleh DJKA.

Selain refreshing, ada juga uji ulang kecakapan setiap 1 tahun sekali serta uji petik peraturan dan teknik setiap 3 bulan sekali.***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler