Mural Kritik Mirip Jokowi Dihapus Aparat, Pakar Komunikasi: Itu Pesan Biasa , Tidak Perlu Dihapus

29 Agustus 2021, 11:07 WIB
Viral di media sosial sebuah mural yang bergambar sesosok pria mirip Presiden Jokowi di Flyover Pasupati Kota Bandung, Rabu 25 Agustus 2021 /Instagram @infojawabarat


PRFMNEWS - Masyarakat geram dengan langkah aparat yang menghapus sejumlah mural mirip Presiden Jokowi yang bernada kritik di beberapa daerah seperti di Tangerang dan Bandung.

Banyak yang menilai langkah tersebut terlalu berlebihan dan terkesan negara membatasi kreativitas dan hak menyampaikan pendapat.

Menanggapinya, Pakar Komunikasi Unpad, Dadang Rahmat Hidayat juga menilai, mural tersebut hanya sebuah pesan biasa dan belum masuk kepada area provokatif.

Baca Juga: Satpol PP Hapus Mural Mirip Jokowi di Kota Bandung karena Penggunaan Masker Tidak Sesuai Ketentuan

"Kalau saya memandangnya itu pesan biasa, belum masuk kepada area provokatif, tapi berpotensi provokatif, ini bisa memicu," kata Dadang saat on air di Radio 107,5 PRFM News Channel, Sabtu 28 Agustus 2021.

Justru menurutnya, apabila tindakan negara terhadap mural itu salah langkah, maka ini bisa memicu mural-mural lain yang lebih banyak.

Menghapus mural sudah termasuk respons komunikasi politik dari pemerintah, tapi hal ini belum tentu membuat mural itu terhenti, justru bisa lebih banyak lagi.

Baca Juga: Polisi Cari Pembuat Mural Mirip Jokowi di Flyover Pasupati Bandung

"Kalau tindakan terhadap mural itu tidak tepat ini bisa memacu mural-mural lain bisa aja lebih banyak, jadi respons komunikasi politik itu belum tentu membuat mural ini berhenti," ungkapnya.

Contohnya mural mirip Jokowi yang matanya ditutupi masker di tembok flyover Pasupati Bandung, Dadang menyebut aparat tidak perlu menghapus muralnya, tapi cukup dengan respons lain yang lebih tepat.

Namun apabila pesan muralnya berpotensi menimbulkan konflik horizontal maka wajib dihentikan, bahkan bukan hanya mural tapi bentuk pesan apapun.

Mural 404 Not Found yang mirip wajah Presiden Jokowi berlokasi di daerah Batuceper, Tangerang

Baca Juga: Mural Mirip Jokowi di Bandung Dihapus Nggak Lama Setelah Viral di Media

"Kalau saya tidak perlu (dihapus), cukup dengan respons yang tepat saja,
tapi kalau berpotensi provokatif atau menimbulkan 'bentrok sosial' ya harus dihentikan, jadi konflik horizontal, itu harus dihentikan tidak harus mural tapi apapun," paparnya.

Mural baginya adalah sebuah media komunikasi visual, apabila melihat mural yang dihapus itu memang pesan kuatnya itu adalah sosok Jokowi, tapi yang harus ditekankan di sini adalah makna dari mural tersebut.

Jika dilhat dari segi denotatif, itu hanya sebuah gambar pria yang matanya ditutup oleh tulisan '404 Not Found' atau makser. Namun secara konotatif bisa berarti sebuah suara dari masyarakat yang mengalami kesulitan, begitu juga dari sisi ideologisnya.

"Konotatifnya masyarakat banyak yang mengalami kesulitan, itu sebagai sebuah ungkapan. Ideologisnya itu masuk semacam harapan kepada pemerintah atau siapapun untuk memperhatikan mereka," pungkas Dadang.***

Editor: Rizky Perdana

Tags

Terkini

Terpopuler