Network
PRFMNEWS – Kembali adanya praktik predatory pricing di bisnis e-commerce (perdagangan online) menjadi kekhawatiran bagi para pelaku usaha offline seiring TikTok Shop Indonesia kembali buka berkolaborasi dengan Tokopedia (GoTo Grup). Predatory pricing adalah praktik menjual produk dengan harga lebih murah di bawah biaya produksi alias jual rugi
Kepala Komunikasi TikTok Indonesia Anggini Setiawan yang menyadari adanya kekhawatiran praktik predatory pricing kembali terjadi menegaskan bahwa pihaknya telah berkomitmen untuk menghadirkan platform e-commerce yang merangkul dan adil bagi semua pedagang yang menjajakan produk mereka baik secara offline maupun online.
Anggini memastikan TikTok Indonesia dan Tokopedia sudah memiliki cara untuk mencegah terjadinya praktik predatory pricing di fitur TikTop Shop yang kini sudah kembali buka pasca ditutup pada Oktober 2023 lalu.
Baca Juga: Tidak Ada CFD di 2 Lokasi Kota Bandung Mulai Minggu Besok
Dia menyebut pihaknya telah menyeleksi secara ketat para pedagang dan kategori produk yang akan dijajakan di TikTok Shop, serta memonitor proses pendaftaran dan transaksi mereka.
“Kami telah mempersiapkan proses deteksi proaktif, serta memonitor lebih dari 1.600 kategori secara ketat, termasuk busana, kosmetik, kebutuhan sehari-hari dan lebih banyak lagi,” kata Anggini, Jumat 15 Desember 2023.
Dia menegaskan pua pihaknya akan mengambil langkah tegas untuk mencegah penawaran harga yang tidak wajar pada kategori produk tersebut yang telah ditentukan.
Baca Juga: Agresivitas Pemain Bali United Siap Diredam Bek Persib Alberto Rodriguez
“Hal ini dapat meliputi menghapus produk dengan harga tidak wajar tersebut,” tegasnya.
