Network
PRFMNEWS - Puasa merupakan suatu kewajiban seluruh umat muslim di seluruh dunia di bulan Ramadhan. Puasa juga guna meningkatkan amalan selama hidup dunia yang akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT.
Namun bagaimana dengan orang yang sakit? Apakah ada kelonggaran untuk tidak melaksanakan berpuasa?
Ustadz Syafiq Riza Basalamah menjelaskan di dalam kanal youtubenya, bahwa bila untuk seorang musafir lalu ia berpuasa, maka puasanya tetap sah begitupun dengan orang sakit, meskipun ia berpuasa maka puasanya juga sah walaupun ia tidak wajib menjalankannya.
Baca Juga: Bolehkah Mencicipi Masakan Saat Berpuasa di Bulan Ramadhan?
Jadi mana yang lebih afdhal? Berpuasa ataukah berbuka saja?.
Jawabannya jika dengan berpuasa orang yang sakit dan musafir tidak mendapatkan kesulitan yang berarti, maka berpuasa lebih utama. Sebaliknya, jika mereka berdua ternyata menghadapi kesulitan dan kepayahan yang sangat, maka berbuka lebih afdhal.
Dari Abu Sa'id al-Khudri, ia berkata "Dahulu kami berperang bersama Rasulullah di Bulan Ramadhan, maka di antara kami ada yang tetap berpuasa dan ada pula yang berbuka. Orang yang (tetap) berpuasa tidak marah (mencela) kepada yang berbuka dan tidak (pula) yang berbuka kepada yang berpuasa. Mereka berpendirian bahwa barangsiapa yang kuat lalu berpuasa maka yang demikian itu baik, dan mereka memandang barangsiapa yang tidak kuat, lalu berbuka maka itu juga baik." (Shahih : Shahih Tirmizi no: 574, Muslim II : 787 no.96 dan 1116 dan Tirmizi II : 108 no. 708).
Baca Juga: Berapa Usia Ideal Anak untuk Ikut Menjalankan Ibadah Puasa? Begini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat
Jadi, intinya adalah kondisi. Kalau ia mampu untuk berpuasa, maka lebih baik ia berpuasa. Karena menurut Ustadz DR Syafiq Riza Basalamah itu akan mempercepat kewajibannya, karena kalau tidak puasa maka akan menjadi sebuah hutang. Jangan sampai memberatkan diri.***
