Ini Cara CPR untuk Pertolongan Pertama Henti Jantung Seperti pada Korban Tragedi Itaewon

- 31 Oktober 2022, 11:20 WIB
Penanganan korban di pesta halloween di Itaewon Korea Selatan pada Minggu, 30 Oktober 2022.
Penanganan korban di pesta halloween di Itaewon Korea Selatan pada Minggu, 30 Oktober 2022. /Kim Hong-Ji/Reuters

PRFMNEWS - Tragedi halloween di Itaewon Korea Selatan menggemparkan dunia akibat banyaknya korban jiwa berjatuhan.

Kejadian tak terduga terjadi ketika warga Korea Selatan merayakan pesta Halloween pada Minggu 30 Oktober 2022.

Sampai saat ini telah dikonfirmasi bahwa korban tewas sebanyak 150 orang dan lebih dari 150 orang terluka akibat terinjak-injak.

Dan seperti diketahui bahwa banyak warga sipil yang membantu para dokter dan perawat untuk melakukan CPR, hal tersebut membuat para sukarelawan mendapatkan pujian dari netizen.

Baca Juga: Tidur Setelah Makan Ternyata Bisa Sebabkan 5 Masalah Pada Kesehatan, Salah Satunya Stroke dan Jantung

Lalu apakah yang disebut dengan henti jantung dan CPR? dan Bisakah dilakukan oleh orang awam? Brikut ini adalah penjelasannya yang PRFMNEWS rangkum dari berbagai sumber.

Ketika menemukan kondisi darurat saat pasien tidak responsif atau tidak bernapas, cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah langkah pertolongan medis pertama yang dapat dilakukan.

Sambil menunggu ambulance atau pertolongan medis tiba, prosedur CPR akan membantu mengembalikan kemampuan bernapas dan sirkulasi darah dalam tubuh. Hal ini akan membuat organ tubuh tetap hidup dan berfungsi.

Sebab, pernapasan atau aliran darah yang berhenti dapat memicu terjadinya kerusakan otak sehingga berpotensi menyebabkan kematian dalam hitungan 8 sampai 10 menit.

Meskipun tidak menjamin keselamatan seseorang 100%, paling tidak, resusitasi jantung paru akan meningkatkan keselamatan pasien dibandingkan tidak melakukannya sama sekali.

Baca Juga: Penyakit Jantung Bisa Diketahui dari 5 Gejala Awal ini, No 2 Sering Terjadi saat Tidur, kata dr. Ema

Cara melakukan CPR

Mengingat pentingnya CPR dalam menyelamatkan nyawa, maka Sahabat MIKA bisa melakukan prosedurnya dengan cara yang benar.

Tahapan CPR dikenal dengan singkatan D-R-C-A-B, yaitu danger dan response sebagai persiapan, lalu dilanjutkan dengan compression, airway, dan breathing.

Danger dan response dilakukan sebagai persiapan sebelum melakukan CPR.

Untuk berjalan efektif, CPR lebih baik dilakukan minimal oleh 2 orang. 1 orang bertugas untuk kompresi dan seorang lainnya untuk airway dan breathing. Peran kedua orang tersebut dapat saling bertukar setelah 5 siklus atau 1 menit.

Danger

Tahapan pertama dikenal dengan danger atau hindarkan korban dari situasi berbahaya. Artinya, kamu perlu memastikan kondisi korban dan lingkungan sekitarnya agar terhindar dari hal-hal yang mungkin membahayakan korban, kamu sendiri selaku penolong, dan orang lain di sekitar.

Jika orang yang tidak sadarkan diri tersebut berada di tengah jalan, bawa korban ke tempat yang lebih aman.

Baca Juga: Polisi Sebut Penyekapan dan Penganiayaan ART oleh Majikan di Cilame Bandung Barat Sudah Berlangsung 3 Bulan

Response

Setelah memastikan keamanannya, lakukan pemeriksaan tingkat kesadaran korban. Caranya tanyakan nama korban dengan suara yang cukup lantang atau bisa sambil menggoyangkan tubuhnya secara perlahan.

Apabila korban memberikan respon, usahakan untuk menjaga kesadaran diri korban sampai bantuan tiba. Pemeriksaan tingkat respon juga tetap dilakukan dengan memeriksa pernapasan, denyut nadi korban, dan apakah dadanya bergerak naik-turun.

Namun, jika korban tidak menunjukkan respons, minta bantuan dengan memanggil orang sekitar atau dengan segera hubungi nomor 112 maupun layanan darurat rumah sakit terdekat.

Sembari menunggu bantuan datang, lakukan CPR. Sebagai catatan, CPR hanya dilakukan ketika pasien sudah tidak responsif atau tidak bernapas.

Untuk mengetahuinya, Sahabat MIKA dapat memeriksa pernapasan dan detak jantungnya.

Compression

Compression adalah penekanan dinding dada sebagai pijat jantung eksternal. Ketika menemukan keduanya sudah tidak ada, resusitasi jantung paru sebaiknya dilakukan secepat mungkin karena setelah jantung berhenti, hanya ada beberapa menit sebelum organ dan otak mulai mengalami kerusakan.

Baca Juga: Pelaku Penyekap dan Penganiaya ART di Cilame Bandung Barat Sudah Ditangkap Polisi

Cara yang pertama dengan melakukan kompresi dada. Berikut ini langkah-langkahnya:

· Cari permukaan keras dan datar, kemudian baringkan tubuh korban.

· Posisikan diri Anda untuk berada di samping bahu dan juga leher korban.

· Letakkan salah satu telapak tangan di bagian tengah dada pasien. Lalu, telapak tangan yang satunya di atas tangan yang pertama.

· Pastikan siku tetap lurus

· Tekan dada dengan metode push fast atau 100-120 kali per menit dan push hard (kedalaman 5-6 cm), dengan 1 hingga 2 tekanan setiap detiknya.

· Andalkan kekuatan seluruh tubuh bagian atas Anda lalu tekan dengan kuat.

Namun, di tengah pandemi COVID-19 selama kompresi dada, mulut dan hidung orang yang ditolong harus ditutup dengan kain. Tujuannya meminimalisasi risiko aerosol. Lakukan kompresi hingga ambulans datang, korban sadar, atau penolong sudah kelelahan.

Baca Juga: Untuk Sementara Bayar Trans Metro Pasundan Baru Bisa Pakai QRIS

Airways

Selanjutnya yang bisa melakukan airways yaitu tahapan membuka jalan napas. Langkah ini dilakukan setelah tahap kompresi.

Caranya, kamu harus mendongakkan kepala korban terlebih dahulu. Kemudian letakkan tangan, pada dahi korban. Angkat dagunya secara perlahan sehingga saluran napas dapat terbuka.

Breathing

Tahapan berikutnya dalam prosedur RJP adalah breathing yaitu tahap pemberian bantuan napas untuk memicu kembalinya pernapasan spontan. Langkah ini disebut pemberian napas buatan dari mulut ke mulut, atau bisa juga dari mulut ke hidung.

Rumus CPR yang sering dilakukan yaitu 30 : 2, atau pemberian 30 kompresi dada yang diikuti 2 kali nafas buatan.

Cara melakukan napas buatan sebagai langkah CPR yaitu:

· Jepit hidung korban

· Tempatkan mulut Anda ke mulut atau hidung korban

· Lakukan pemberian udara dari mulut Anda 2 kali.

· Cek apakah dadanya telah tampak terangkat seperti sedang bernapas.

· Jika tidak kunjung menunjukkan tanda bernapas, periksa kemungkinan adanya sumbatan pada jalan napas dan perbaiki lagi posisi leher korban.

· Ulangi lagi CPR dengan 30 kali kompresi dada dan pemberian napas buatan sebanyak 2 kali.

Teknik pemberian napas buatan juga bisa melalui bantuan alat berupa nasal canula (selang oksigen), masker kantong udara, dan intubasi yang hanya bisa dilakukan oleh tenaga medis terlatih.

Baca Juga: Dua Tempat di Kota Bandung ini Layani Perpanjang SIM untuk Seluruh Warga Indonesia

Tujuan resusitasi jantung paru (RJP)

Resusitasi jantung paru (RJP) adalah teknik penyelamatan nyawa yang berguna dalam banyak keadaan darurat, terutama ketika pernapasan atau detak jantung seseorang telah berhenti. Contoh kasus yang memerlukan CPR adalah serangan jantung dan tenggelam.

Ketika jantung berhenti, tubuh tidak lagi mendapatkan darah yang kaya oksigen. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak hanya dalam beberapa menit.

Kesimpulannya, CPR adalah langkah pertama yang dapat dilakukan apabila seseorang mengalami serangan jantung secara mendadak dan perlu dilaksanakan dengan tepat. Semoga bermanfaat.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah