Corona Ancam Tutup Usaha Peternak Ayam Broiler

- 9 April 2020, 13:37 WIB
Salah seorang pedagang daging ayam broiler di Pasar Manis Ciamis tengah melayani pembeli, Rabu (8/4/2020).   Saat ini harga daging ayam tersebut berkisar Rp 35.000 – Rp 37.000 per kilogram.*
Salah seorang pedagang daging ayam broiler di Pasar Manis Ciamis tengah melayani pembeli, Rabu (8/4/2020). Saat ini harga daging ayam tersebut berkisar Rp 35.000 – Rp 37.000 per kilogram.* /NURHANDOKO WIYOSO/PR/

BANDUNG, (PRFM) – Penyebaran virus corona (COVID-19) dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) menyebabkan terbatasnya aktifitas masyarakat. Akibatnya, pembelian ayam hidup di tingkat peternak anjlok hingga level harga Rp 7.000 sampai Rp 8.000 per kilogram di wilayah Jawa Barat dan Banten.

Hal ini terkonfirmasi berdasarkan keterangan seorang peternak ayam broiler asal Sukabumi bernama Nur. Menurutnya, sejak Jumat (3/4/2020) lalu, harga ayam broiler di wilayah Sukabumi anjlok menjadi Rp 7.000 per kilogram.

“Kondisi ini sangat memberatkan kami sebagai peternak. Harga pokok produksi kami Rp 19.000 per kilogram,” papar Nur dalam keterangan resmi paguyuban peternak priangan timur yang di terima Redaksi PRFM, Kamis (9/4/2020).

Baca Juga: Hadapi Pandemi COVID-19, TNI AU Terus Berjuang di Garis Depan

Hal serupa dialami Asrul, peternak asal Banten yang menginformasikan harga ayam di wilayah Banten jatuh pada harga Rp 8.000 rupiah per kilogram.

“Kondisi ini semakin membuat kami terpuruk. Corona menambah kerugian kami, dimana sebelumnya kami juga mengalami kerugian sepanjang akhir 2018 sampai dengan sebelum corona. Harga ayam selalu jauh di bawah harga acuan pembelian pemerintah dalam Permendag No. 7 tahun 2020 dimana harga pembelian ayam hidup dipeternak minimal Rp 19.000 rupiah per kilogram,” ungkap Asrul.

Sementara itu pantauan harga daging ayam di pasaran wilayah Jawa Barat masih berkisar diharga Rp 30.000 sampai 36.000 per kilogram.

Baca Juga: 58 Jemaah Umrah Asal Indonesia yang Tertahan Lockdown Arab Saudi Akhirnya Bisa Pulang

“Perbedaan harga yang sangat jauh ini membuat usaha kami terpukul. Kami menelan kerugian kurang lebih Rp 10.000 per kilogram. Jika kondisi ini terus berlanjut dan tidak ada solusi dari pemerintah semua usaha peternak tutup. Karena sejak agustus 2018 lalu sampai sebelum adanya corona usaha peternakan kami selalu merugi dikarenakan harga ayam hidup yang selalu jauh dibawah harga acuan pemerintah,” papar Nur.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x