8 Upaya Pemprov Cegah Kasus Flu Burung Varian Baru di Jabar, Salah satunya Terapkan 3 Cepat

2 Maret 2023, 12:10 WIB
Ilustrasi flu burung, Pemprov Jabar siapkan langkah pencegahan. /Reuters

PRFMNEWS – Pemerintah Provinsi memastikan sudah melakukan upaya pencegahan kasus flu burung H5N1 varian baru 2.3.4.4b di Jawa Barat seperti yang tengah merebak di beberapa negara Eropa, Amerika, dan Kamboja (Asia).

Sejumlah upaya pencegahan infeksi flu burung varian baru 2.3.4.4b ke manusia ini dilakukan pemprov meski virus H5N1 varian tersebut belum ditemukan di Jabar.

Saat ini, pemprov menyebut kasus flu burung (Avian Influenza/AI) memang sudah terdeteksi di wilayah Jabar yakni Kota Cirebon dan Kota Cimahi, namun itu adalah varian H5N1 biasa yang relatif belum berbahaya.

Baca Juga: PKL Masjid Raya Al Jabbar akan Ditata ke Pasar Bazar, Gratis atau Sewa Lapak? Ini Kata Ridwan Kamil

Adapun langkah-langkah mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) flu burung varian baru ini disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar Arifin Soedjayana.

Upaya ini, kata Arifin, sebagai bentuk kewaspadaan yang ditujukan kepada jajaran kesehatan hewan, peternak unggas, maupun masyarakat untuk mengantisipasi kasus flu burung varian terbaru.

Selain itu, Arifin menuturkan upaya ini dilakukan juga untuk menghindarkan kerugian ekonomi akibat kematian massal unggas.

Kemudian memastikan kebutuhan daging unggas masyarakat cukup, serta menghindarkan penularan virus flu burung baru dari unggas ke manusia (zoonosis).

Baca Juga: Pemerintah Kota Bandung Dapat Penghargaan Adipura untuk Dua Kategori Ini

Diuraikan Arifin, upaya pencegahan pertama yaitu meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat dan peternak unggas, agar segera melapor kepada petugas kesehatan hewan terdekat bila menemukan unggas sakit atau mati mendadak.

Kedua, jajaran kesehatan hewan segera merespons laporan masyarakat dengan prinsip '3 Cepat' yakni Deteksi Cepat, Lapor Cepat, dan Respons Cepat, sesuai SOP pengendalian flu burung.

Ketiga, meningkatkan pembinaan dan pendampingan peternak untuk menerapkan tindakan biosekuriti guna mencegah masuk kuman penyakit ke peternakan unggas.

"Peternakan unggas komersial skala kecil dan menengah agar menerapkan Biosekuriti 3 Zona sebagai model percontohan biosekuriti sederhana, hemat, praktis dan efektif," ucapnya, Selasa 28 Februari 2023.

Baca Juga: Begini Cara Mengecek Perkiraan Keberangkatan Haji dengan Menggunakan Aplikasi Pusaka, Simak Langkah-Langkahnya

Keempat, pendampingan peternak untuk melakukan 'Vaksinasi AI 3 Tepat' yakni Tepat Vaksin, Tepat Program Ulangan, dan Tepat Teknik Vaksinasi.

“Vaksinasi AI pada itik dianjurkan menggunakan vaksin AI Subtipe H5N1 clade 2.3.2. Pada ayam petelur vaksin clade 2.1.3, atau clade 2.3.2, atau vaksin kombinasi clade 2.1.3 dan clade 2.3.2 produksi nasional.

Kelima, tak kalah penting yakni meningkatkan pembinaan penerapan sanitasi pada sepanjang rantai pemasaran unggas guna memutus rantai penyebaran virus.

"(Dan) Meminimalkan risiko penularan ke masyarakat umum," ujarnya.

Baca Juga: Mantap! Call Center 112 dan Bandung Command Center Dapat Pujian dari Polri

Keenam, kepada masyarakat peternak, diimbau menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti menggunakan masker saat menangani unggas hidup atau mati. Setelahnya mencuci tangan serta kaki dengan air dan sabun.

Langkah ketujuh, pengadaan anak ayam atau DOC ( Day Old Chick ) diimbau berasal dari kompartemen breeding farm yang telah memiliki sertifikat bebas flu burung.

Kedelapan, sambung Arifin, berkoordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota jika ditemukan masyarakat yang mengalami gejala mirip flu di sekitar tempat kejadian kasus yang diduga AI.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner DKPP Jabar drh. Supriyanto mengatakan, pengendalian petugas dan peternak untuk antisipasi flu burung, masih dilakukan seperti dalam Surat Edaran Kewaspadaan AI dari Kepala DKPP Jabar.

Baca Juga: Ada KLB Difteri di Garut, Dinkes Jabar Lakukan Imunisasi

Adapun ia bersyukur H5N1 varian 2.3.4.4b belum dan jangan sampai muncul di Indonesia.

"Vaksin khusus H5N1 clade 2.3.4.4b belum ada di Indonesia," ungkap Supriyanto.***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler