Ini yang Dikhawatirkan Dewan Pendidikan Kota Bogor Soal Rencana PTM

11 Juni 2021, 19:44 WIB
Ilustrasi siswa sekolah dasar (SD) /PRFM

PRFMNEWS - Ketua Dewan Pendidikan Kota Bogor Deddy Djumiawan Karyadi menyampaikan sejumlah catatan terkait rencana pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Bogor.

Deddy mengatakan, saat ini di Kota Bogor tengah dilakukan ujicoa PTM terbatas di tingkat TK sampai SMA selama satu bulan.

Ujicoba atau simulasi tersebut dilakukan untuk memastikan sekolah siap menggelar PTM atau tidak.

"Di Kota Bogor sedang dilakukan itu (simulasi PTM) untuk memastikan kesiapan PTM," kata Deddy saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Jumat 11 Juni 2021.

Baca Juga: Link Streaming Turki vs Italia, Laga Pembuka Euro 2020 Live di RCTI

Dalam SKB 4 menteri ungkap dia, ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk menggelar PTM di masa pandemi Covid-19.

Salah satunya sekolah yang akan menggelar PTM harus didata, dari mulai kesiapan infrastruktur sampai skema protokol kesehatannya.

"Sekolah yang mengajukan bahwa siap PTM berdasarkan permintaan atau persetujuan orangtua. Kalau sudah di tahap itu, sekolah akan dilakukan verifikasi oleh tim dari Disdik, Dinkes, dan Satgas," katanya.

Dari hasil pemantauan pihaknya bersama Wakil Wali Kota Bogor minggu lalu, dia menyebut dari sisi infrastruktur sejumlah sekolah yang mengajukan PTM sudah memenuhi standar.

Bahkan ada salah satu sekolah yang menyediakan dokter khusus yang berada di sekolah selama proses PTM berlangsung.

"Kita lihat secara infrastruktur sudah baik, bahkan ada sekolah yang punya dokter stay disitu, ada ruang transit apabila ada siswa yang sakit," katanya.

Baca Juga: Tegas! Kapolri Bakal Tegur Kapolda dan Kapolres yang Belum Tindak Aksi Premanisme

Namun yang menjadi catatannya adalah bukan hanya kondisi di sekolah, melainkan di perjalanan siswa menuju sekolah.

"Kami ingatkan bahwa faktor di luar sekolah yang harus diperhatikan, karena yang hadir di sekolah itu kan siswa yang interaksi dengan orangtuanya. Nah orangtuanya ini entah baru pulang dari mana ketemu siapa, kita ga tahu," katanya.

Belum lagi risiko lainnya di perjalanan. Pasalnya banyak siswa yang bersekolah di sekolah Kota Bogor, berdomosili di luar kota.

"Contohnya Kota Bogor yang berdekata dengan Kabupaten Bogor dan Depok. Dengan sarana transportasi murah, ada juga siswa yang berasal dari Depok. Ini risiko di perjalanan, belum lagi budaya di tempat tinggal siswa," katanya.

Lebih lanjut dia menekankan, hal tersebut mesti jadi perhatian Pemkot Bogor, mengingat dalam beberapa hari terakhir terjadi klaster baru penyebaran Covid-19, salah satunya di pesantren.

"Di Kota Bogor minggu kemarin ada kejadian klaster di pesantren, beberapa minggu sebelumnya ada klaster di komplek perumahan. Lagi-lagi jadi warning (peringatan) buat kita semua bahwa harus hati-hati dalam menyiapkan tatap muka," pungkasnya.***

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler