Mikhail Gorbachev, Pemimpin Soviet Terakhir Meninggal di Usia 91 Tahun

- 31 Agustus 2022, 10:15 WIB
Mikhail Gorbachev meninggal dunia.
Mikhail Gorbachev meninggal dunia. /Reuters/

PRFMNEWS - Mikhail Gorbachev, pemimpin terakhir Uni Soviet meninggal pada usia 91 tahun. Ia memimpin Uni Soviet dari 1985 hingga runtuh pada 1991.

"Gorbachev meninggal malam ini setelah sakit yang serius dan lama," kata Rumah Sakit Klinik Pusat di Moskow pada Selasa malam, seperti dikutip oleh prfmnews.id dari Aljazeera.

Pembubaran blok Soviet — ditandai dengan pengunduran diri Gorbachev tahun 1985 yang ditandai dengan berakhirnya Perang Dingin dan menyebabkan kemerdekaan beberapa negara Eropa Timur serta pembentukan negara Rusia modern.

Gorbachev meninggal saat Rusia sedang melanjutkan invasinya ke Ukraina, yang telah meningkatkan ketegangan antara Moskow dan Barat.

Baca Juga: PBNU dan Ridwan Kamil Komentari Pernyataan Uu Ruzhanul Soal Poligami jadi Solusi HIV/AIDS, Begini Kata Mereka

ia akan dimakamkan di Pemakaman Novodevichy Moskow di sebelah istrinya Raisa, yang meninggal pada 1999 dan hal ini sesuai dengan keinginan keluarganya.

Gorbachev menjadi sekretaris jenderal Partai Komunis Soviet pada tahun 1985, ia orang yang mendorong untuk merevitalisasi sistem dengan memperkenalkan beberapa kebebasan politik dan ekonomi.

Dia juga menahan diri dari menggunakan kekuatan untuk menundukkan protes pro-demokrasi di negara-negara blok Soviet di Eropa Timur komunis pada tahun 1989.

Tetapi Uni Sovyet mulai runtuh dua tahun setelah ia berjuang mempertahankan keruntuhan tersebut.

Baca Juga: Hari ini Hari Terakhir Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor di Jawa Barat, Jangan Lewatkan Keuntungannya

Kebijakannya yang disebut glasnost (bebas berbicara) mendorong kemunculan kritik terhadap partai itu dan negara, sesuatu yang sebelumnya tidak terpikirkan.

Namun, kebijakan itu juga memicu keberanian kelompok nasionalis untuk mulai mendesak kemerdekaan di republik-republik Baltik, seperti Latvia, Lithuania, dan Estonia.

Ia berbeda dengan para pemimpin Kremlin sebelumnya yang mengerahkan tank untuk menumpas pemberontakan di Hongaria pada tahun 1965 dan Cekoslovakia pada tahun 1968.

Namun, protes-protes tersebut mendorong keinginan 15 republik yang tergabung dalam Uni Soviet untuk menjalankan pemerintahan sendiri.

Namun, protes-protes tersebut mendorong keinginan 15 republik yang tergabung dalam Uni Soviet untuk menjalankan pemerintahan sendiri.

Baca Juga: Tukang Bakso di Palabuhanratu Ditemukan Tewas di Selokan, Polisi Sebut Ada Bekas Kendaraan Terjatuh

Uni Soviet lalu terpecah selama 2 tahun berikutnya setelah mengalami kekacauan dan Gorbachev berjuang sia-sia mencegah keruntuhan itu.

Banyak orang Rusia sulit memaafkan Gorbachev atas kekacauan yang muncul dari kebijakan reformasinya.

Menurunnya standar hidup sejak itu, menurut mereka, adalah harga yang terlalu mahal untuk membeli demokrasi.

Baca Juga: Wajib Tahu 4 Kebiasaan Sarapan yang Buruk Bagi Penderita Diabetes, Bisa Berdampak Pada Gula Darah

Gorbachev memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 1990 untuk perannya dalam mengakhiri Perang Dingin, tetapi banyak orang di Rusia menganggapnya bertanggung jawab atas runtuhnya Uni Soviet dan krisis sosial dan ekonomi yang disaksikan negara itu pada awal 1990-an.

Usai menjenguk Gorbachev di rumah sakit pada tanggal 30 Juni lalu, ekonom liberal Ruslan Grinberg mengatakan kepada media militer Zvezda: "Dia memberi kita semua kebebasan, tetapi kita tidak tahu apa yang kita lakukan dengan hal itu."***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x