Tentara Rusia yang Jadi Tawanan Perang Buat Siasat Ini Karena Takut Ditembak Mati Putin

- 12 Maret 2022, 14:20 WIB
Ilustrasi Tentara Rusia. Tawan Perang Ukraina buat siasat ini karena takut ditembak mati Putin.
Ilustrasi Tentara Rusia. Tawan Perang Ukraina buat siasat ini karena takut ditembak mati Putin. /REUTERS/Thomas Peter/PR Bekasi.com/REUTERS/Thomas Peter

PRFMNEWS - Tawanan perang dalam suatu
pertempuran biasa terjadi, baik dari yang menyerang maupun diserang.

Mereka yang menjadi tawanan perang biasanya akan menjadi bargaining power pihak yang menawan.

Saling tukar tawanan perang biasanya hal yang paling dianggap saling menguntungkan bagi kedua negara yang berperang.

Baca Juga: Masalah Baru Konflik Rusia-Ukraina: Krisis Kesehatan Baru Muncul di Ukraina saat Pertempuran Berlanjut

Namun hal tersebut tidak berlaku di negara Rusia terkait para tentara yang menjadi tawanan perang.

Para tentara Rusia akan takut jika tertangkap dan menjadi tahanan perang oleh pihak Rusia.

Mereka yang ditahan oleh musuh, akan dianggap mati oleh pemerintah dan negara.

Baca Juga: Cerita Seorang Warga Ukraina Bagaimana Teror Ketakutan Pasukan Rusia Menduduki Kota Mereka

Karena di Rusia, tentara yang menjadi tahanan lawan akan dianggap suatu kegagalan yang harus diberikan hukuman.

Mereka mensiasati dengan membuat pemakaman palsu di negaranya untuk mengelabui pemerintah Rusia.

Aleksei Babikhin, seorang tentara Rusia dari kesatuan Senapan Mesin Ke-2 Angkatan Darat Rusia (SVRF) yang ditawan mengatakan dia memilih tinggal di Ukraina.

Babikhin paham betul jika dirinya balik ke Rusia akan menerima hukuman yang sudah menanti.

Dia akan tinggal di Ukraina selama Putin masih berkuasa.

Baca Juga: Klaim Rusia: Laboratorium Bio di Ukraina yang Didanai AS Lakukan Penelitian Virus Corona Kelelawar

"Saya akan tetap tinggal di Ukraina selama rezim Putin tetap berkuasa di Rusia," kata Babikhin, dikutip prfmnews.id dari Time.com.

Ketakutan yang sama juga dirasakan oleh Andrei Chebotarevskiy, tentara dari kesatuan yang sama dengan Babikhin.

Para tentara Rusia yang menjadi tawanan Ukraina diberikan kesempatan untuk menelepon keluarga masing-masing.

Semua reaksi keluarga mereka hampir sama, merahasiakan keberadaannya dan akan membuat pemakaman palsu di negaranya.

Baca Juga: Invasi Rusia Jalan Terus, Presiden Ukraina Menyerah Tak Lagi Berharap Gabung NATO

"Jika kami ditukar, maka kami akan ditembak oleh orang-orang kami sendiri. Di Rusia kami sudah dianggap mati. Saya diberi kesempatan menelepon orang tua saya dan mereka memberi tahu saya bahwa pemakaman saya sudah diatur," ucap Chebotarevskiy.

Dia mengungkapkan bahwa dirinya dan rekan-rekannya yang tertangkap akan dianggap sudah tewas oleh pemerintah Rusia.

Chebotarevskiy pun sama, dia ingin menetap dan tinggal di Ukraina setelah perang usai.

Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Indonesia Seperti Tak Berpihak dalam Konflik Rusia dan Ukraina

Para tentara Rusia ini juga menyesal telah terlibat dalam pertempuran yang banyak menewaskan rakyat Ukraina.

Mereka melihat kerusakan dan korban sipil yang berjatuhan serta mereka yang bersembunyi ketakutan saat bom menghujani rumah mereka.

Salah satu tahana lain, Yevgeny Smirnov, mengatakan rasa penyesalan tersebut.

"Saat saya berada di tahanan, saya terkejut dengan apa yang dilakukan tentara Rusia di Ukraina. Tentara Rusia menembaki orang tuanya, sementara warga sipil tinggal di tempat perlindungan bom," ucap Smirnov.***

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah