Ukraina dan Rusia Menyepakati Koridor Evakuasi Ketika Amerika Jatuhkan Sanksi

4 Maret 2022, 18:24 WIB
Rusia dan Ukraina dikabarkan setuju untuk menyediakan koridor evakuasi. /Reuters/TT News Agency\/Johan Nilsson

PRFMNEWS - Pemerintah Ukraina dan Rusia menyepakati tentang perlunya koridor evakuasi untuk membantu warga sipil melarikan diri dari invasi, Kamis 3 Maret 2022.

Kesepatakan tersebut merupakan sebuah kemajuan nyata pertama dalam pembicaraan Ukraina dan Rusia, ketika Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.

Ribuan orang diperkirakan tewas atau terluka akibat serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua berlangsung.

Baca Juga: Pria Kekar yang Banting Sopir Truk di Cibubur Sempat Mengaku Aparat

Invasi Rusia terhadap Ukraina juga menyebabkan 1 juta orang mengungsi.

Selain itu invasi menyebakan ekonomi Rusia menurun akibat dari konflik yang lebih luas di Barat yang tidak pernah terbayangkan selama beberapa dekade belakangan ini.

Para pejabat Pemerintah Ukraina menyatakan, tidak dapat mengevakuasi mereka yang terluka karena pasukan Rusia terus mengepung dan menyerang kota-kota Ukraina, termasuk Mariupol, pelabuhan utama di timur yang telah dibombardir berat, serta hidup tanpa air dan listrik.

Penasihat Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak mengatakan, penghentian sementara pertempuran di lokasi tertentu juga dimungkinkan.

"Artinya, koridor kemanusiaan hanya berada di tempat-tempat tertentu. Serta memungkinkan untuk melakukan gencatan senjata selama evakuasi," katanya seperti dikutip prfmnews.id dari laman Reuters pada Jumat, 4 Maret 2022.

Baca Juga: Terungkap Alasan Pratama Arhan Memilih Nomor Punggung 38 di Tokyo Verdy

Podolyak mengatakan, mereka juga melihat langsung pengiriman obat-obatan dan makanan ke tempat-tempat pertempuran yang paling sengit terjadi.

Diketahui sebelumnya, Barat telah menanggapi invasi Presiden Rusia Vladimir Putin dengan dukungan militer yang juga ikut serta mengencangkan sekrup ekonomi di Kremlin dan Rusia.

Dampaknya sejauh ini termasuk antrian di luar bank, anjloknya nilai rubel dan eksodus perusahaan asing.***

Editor: Indra Kurniawan

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler