Keliling Naik Sepeda Onthel Konsep Jepang, Remaja Ini Jual Teh Racikan: Saya Ingin Angkat Produk Petani Lokal

22 Oktober 2021, 20:02 WIB
Jiyaad Fatihah Birayan, penjual teh racikan Namakuteh dengan menggunakan sepeda onthel bergaya Jepang di Kota Bandung /Agung Tri Nurcahyo/PRFMNEWS.

PRFMNEWS - Kisah inspiratif datang dari Jiyaad Fatihah Birayan, remaja pria asal Ujungberung, Kota Bandung yang memilih berwirausaha selepas lulus SMA.

Di usianya yang baru 18 tahun, Jiyaad berjualan seorang diri berkeliling pusat Kota Bandung demi menjajakan minuman teh racikan ‘Namakuteh’.

Uniknya, remaja lulusan SMA Plus Al-Ghifari, Cisaranten Kulon, Kota Bandung ini menjual minuman teh racikannya itu dengan naik sepeda onthel bermesin yang didesain berkonsep Jepang.

Sepeda onthel milik ayahnya tersebut, ia modifikasi menggunakan mesin sederhana sehingga bisa dikendarai layaknya motor.

Baca Juga: Kasus Skandal Musik Terbesar yang Pernah Ada: Lipsing Milli Vanilli

Sepeda onthel yang digunakan Jiyaad Agung Tri Nurcahyo/PRFMNEWS.

Tak hanya itu, Jiyaad yang mengaku sangat suka budaya Jepang, merias body sepeda onthelnya itu dengan berbagai ornamen berbau Negeri Sakura yang ia desain dan kerjakan sendiri.

Saat ditemui prfmnews.id pada Jumat, 22 Oktober 2021, Jiyaad mengaku baru berjualan sejak 9 Oktober 2021. Ia biasa menjual minuman teh racikannya itu mulai pukul 06.30 hingga 18.00 WIB.

“Jualan biasanya pas weekend dan tanggal merah buat isi waktu luang sih, dari setengah 7 pagi sampe jam 11 siang, trus istirahat di rumah saudara di Laswi, lanjut lagi setengah 3 sampai 6 sore,” ucap Jiyaad.

Jiyaad biasa berjualan di sekitar Pet Park, Jalan Ciliwung. Sambil menunggu pelanggan, ia mengisi waktu dengan membaca komik Jepang atau mendengarkan musik dari tape jadul yang setia dibawa saat jualan.

Baca Juga: Paniknya Seorang Suami Saat Istrinya Temukan Nama Sang Mantan di Skripsinya

Produk teh racikan Namakuteh Agung Tri Nurcahyo/PRFMNEWS.

“Awal jualan pasti ke Pet Park sini dulu, kalau sepi baru keliling aja ke Asia Afrika, Braga, Jalan Merdeka, kalau ada yang manggil baru saya berhenti layanin,”ungkap remaja pecinta komik Fullmetal Alchemist itu.

Ada banyak varian minuman teh racikan yang ia tawarkan dengan campuran bunga kering antara lain melati, rosella, jasmine, chamomile, lavender, chrysanthemum, rosemary, rose, saffron dan lainnya.

Penyajian semua minuman dilakukan mendadak saat dipesan pembeli dengan cara diseduh. Semua varian menu dibanderol Rp8.000 per cup atau Rp15.000 jika disajikan di teko.

Dengan modal awal sekira Rp2,5 juta, Jiyaad mengaku penjualan minuman tehnya masih sepi pembeli.

“Peminatnya masih minim, paling sehari kejual 3 sampai 5 cups, biasanya yang favorit excalibur campuran green tea, peppermint, kulit jeruk kering, daun lemon kering,” tutur Jiyaad.

Baca Juga: Korban Pinjol Ilegal Diberi Pelindungan Penuh oleh Pemerintah, Mahfud MD Berharap Korban Berani Melapor

Jiyaad memilih bahan baku teh yang ia pesan dari petani lokal Jawa Barat seperti Malabar, Rancabali, Kecapi dan lainnya.

“Saya sengaja ambil tehnya dari petani lokal, soalnya pengen sekalian angkat pamor hasil kebun mereka yang punya kualitas bagus,” ucap remaja dua bersaudara itu.

Menurut Jiyaad, menjual produk teh memang punya tantangan tersendiri di tengah animo masyarakat yang lebih mengenal minuman kopi.

“Emang sih tantangan saya besar, kebanyakan kan orang sekarang sukanya minum kopi dengan banyak rasa, bahkan ada juga yang jual kopi keliling."

"Tapi saya yakin, saya satu-satunya penjual racikan teh pakai sepeda onthel dan suatu saat, produk saya ini akan dikenal banyak orang,” kata Jiyaad sambil tersenyum.***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler