PRFMNEWS - Masih ada orang-orang baik di tengah kesulitan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Kemarin viral pedagang es tebu ditawar harga Rp500 ribu, jauh lebih tinggi dari harga aslinya yaitu Rp5.000.
Sekarang ternyata cara menawar lebih tinggi dari harga aslinya kembali dilakukan oleh seorang netizen TikTok. Diketahui lokasinya ada di Samarinda.
Baca Juga: Viral Video Pedagang Es Tebu Menangis Haru Usai Dagangannya Ditawar Lebih Tinggi
Kali ini akun TikTok @cupwerd mengunggah video dirinya menawar meja belajar lipat yang harganya Rp40 ribu menjadi Rp200 ribu.
Dalam video itu, ia melihat seorang bapak-bapak penjual meja belajar yang sedang berjalan di bawah terik matahari. Penjual itu hanya mengenakan kaos, celana pendek, dan masker hitam.
Pengunggah video itu lalu memanggil bapak-bapak yang sudah agak tua itu, kemudian menanyakan harga meja belajarnya.
Baca Juga: Jika Pusat Perpanjang PPKM Darurat, Bupati Bandung: Tolong Perhitungkan Dampak Sosial
"Berapa meja belajarnya?," kata pemilik video.
"40 (ribu)," jawabnya.
"Saya tawar ya pak," balasnya lagi.
Sang penjual menjawab "tidak apa-apa" karena mengira akan ditawar dengan harga lebih rendah.
Baca Juga: Pemkot Bandung Percepat Penyaluran Bansos Rp500.000 Antisipasi Perpanjangan PPKM Darurat
Namun ternyata meja belajarnya ditawar Rp100 ribu, lalu kemudian dinaikkan lagi menjadi Rp200 ribu.
Bapak penjual itu sempat tak percaya, tapi setelah menerima uang Rp200 ribu baru ia percaya bahwa orang baik itu tidak bercanda.
"Saya tawar 200 (ribu) deh pak, semangat jualannya ya pak," ucap pemilik video sambil menyerahkan uang.
Bapak-bapak penjual itu tak dapat berkata-kata lagi, tampak matanya berkaca-kaca menahan tangis.
Meski masker masih terpakai di mulutnya, tapi senyum bahagia si penjual itu tak dapat disembunyikan.
Raut wajahnya semringah karena ada yang membeli barangnya lebih tinggi berkali-kali lipat dari harga yang ia tawar.
Akun @cupwerd pun menuliskan di captionnya bahwa tidak masalah jika ada yang menganggap ia pamer. Sebab menurutnya memang harus telrihat pamer agar bisa dicontoh oleh orang lain.
"Gapapa kalo ada yag bilang pamer. Memang harus terlihat pamer biar bisa jadi contoh. Semantat para pejuang PPKM," tulisnya.***