Melalui aksi long march dari Yogyakarta ke Bandung ini,Komaruddin Rachmat ingin menunjukkan bahwa penyintas stroke bisa sembuh dan beraktivitas seperti sedia kala.
Selama perjalanan, Komaruddin Rachmat dikawal ambulans dan pengendara motor dari jaringan komunitas Cahaya Foundation.
Pada salah satu acara pelepasan bersama Yayasan Stroke Indonesia, Komar menceritakan perjuangannya menjalani terapi bermula ketika dia terserang stroke hemoragik (pembuluh darah pecah) pada 2012.
Baca Juga: Jadwal Pemberian Vitamin A Ditunda Hingga Oktober, Kemenkes Paparkan Alasannya
Kalai itu, Komaruddin Rachmat sudah berusia 58 tahun.
Setelah terserang stroke, kaki dan tangan bagian kiri Komar mati rasa. Bahkan, mulut dan bahunya miring ekstrem.
Setelah disiplin berkonsultasi dengan dokter, Komaruddin Rachmat dinyatakan sembuh dari stroke dan bisa menjalani kehidupan seperti dulu. Sebagai penyintas stroke, dia merasa prihatin karena banyak orang yang terkena penyakit itu pada usia relatif muda.
Tekad Komar berjalan kaki juga terinspirasi dari perjalanan tentara Divisi Siliwangi dari Yogyakarta ke Bandung akibat keruntuhan Perjanjian Renville.
Semangat juang itu Komaruddin Rachmat bawa ke dalam upaya longmarch kali ini.