Pemkot Ungkap Alasan Kenapa Harga Cabai dan Daging Ayam di Kota Bandung Masih Tinggi

- 4 Juli 2023, 06:30 WIB
Ilustrasi penjual ayam di kota Bandung.
Ilustrasi penjual ayam di kota Bandung. /Diskominfo kota Bandung/

Permintaan meningkat

Selain itu, permintaan yang meningkat pun menjadi alasan lain kenapa harga daging ayam di kota Bandung mengalami kenaikan harga sejak sepekan lalu.

"Termasuk untuk cabai pun permintaannya meningkat. Cabai merah tanjung dipakai untuk masak. Sering dipakai untuk masak besar, apalagi di hari Idul Adha," jelas Meiwan.

Ia juga menjelaskan alasan perbedaan harga daging ayam antara pasar tradisional dengan toko ritel. Menurutnya, di pasar tradisional rata-rata menjual daging ayam per kilogram. Sementara di toko ritel tidak per kilogram.

"Biasanya kurang dari 1 kg, seperti 0,8 kg atau 0,9 kg beratnya," katanya.

Faktor lainnya, toko ritel mendapatkan ayam yang sudah dipotong dari distributor langsung dan tinggal dijual. Sedangkan di pasar tradisional alurnya lebih panjang.

Baca Juga: Kata Menpora Soal Jawa Barat Jadi Tuan Rumah Fornas 2023

"Pertama mereka dapat dari peternak, kemudian dari distributor. Di pasar ada bandar lagi, dari bandar baru ke pengecer. Dari distributor ke bandar pasti ambil untung lagi. Makanya bisa terjadi perbedaan," paparnya.

Lain halnya dengan cabai. Ia menjelaskan, cabai yang dijual di toko ritel lebih mahal karena kualitasnya sudah dipilih yang bersih dan dikemas dengan baik. Berbeda dengan cabai yang ada di pasar tradisional.

Untuk mengembalikan kestabilan harga daging ayam dan cabai, Meiwan menuturkan, sampai saat ini pihaknya masih terus memantau harga dan ketersediaan.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah