Untuk itu, Didi juga mengimbau masyarakat untuk membuat sumur resapan sederhana di rumah masing-masing. Langkah kecil ini menjadi solusi pendukung untuk mencegah banjir.
Cara membuat sumur resapan ini menurutnya cukup di lahan ukuran kecil menggunakan bekas kaleng atau drum galonan maupun bisa juga menggunakan bata.
"Kalau publik terlibat, ini akan mempercepat dan memperbanyak resapan. Lebih cepat juga penanganan banjirnya," ujar Didi.
Baca Juga: Line Up Hari Kedua Babak 32 Besar Denmark Open 2022, 9 Wakil Indonesia Akan Bertanding
"Kalau bisa setiap rumah bikin, kalau nggak, bikin lubang biopori juga membantu. Supaya air itu meresap," imbuhnya.
Ia mengatakan, saat ini Pemkot Bandung juga sedang melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi banjir di beberapa titik.
Seperti di kawasan Pagarsih, Didi menyebut, pangkal banjir di titik tersebut dipicu penyempitan sungai.
"Permasalahan banjir di Pagarsih berpangkal pada penyempitan Sungai Citepus di hulu sungai yang hanya tinggal 5 meter akibat adanya pengambilalihan badan sungai, badan airnya menjadi bangunan. Untuk arah ke hilir sampai kawasan Kabupaten Bandung cukup aman dengan lebar 15 meter," terangnya.
Baca Juga: Ridwan Kamil: Akan Dibangun Universitas Kelas Dunia di Bandung Hasil Kerja Sama dengan Inggris
Walaupun saat ini telah dibangun kolam retensi Sirnaraga dan Bima, namun hanya bisa menampung air 8000 meter kubik, sedangkan volume air ketika hujan deras bisa mencapai 107.000 meter kubik, masih ada selisih yang cukup besar.