Network
PRFMNEWS - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berdampak pada hampir semua sektor selain transportasi.
Akibatnya, masyarakat mulai berhitung ulang, termasuk untung ruginya menggunakan transportasi umum, karena tarif angkutan dipastikan mengalami kenaikan seiring naiknya harga BBM.
Tak hanya itu, dengan naiknya tarif angkutan umum di Kota Bandung mulai membuat masyarkat berpikir untuk membeli kendaraan pribadi dibanding harus mengeluarkan ongkos angkutan umum yang terus naik.
Berkenaan dengan itu, Anggota Komisi C DPRD Kota Bandung Folmer Silalahi menyebut, fenomena masyarakat yang beralih ke transportasi pribadi ditengah kenaikan BBM merupakan sebuah fenomena anomali.
Baca Juga: Harga BBM Naik, Ongkos Angkot di Kota Bandung Naik, Kopamas: Maksimal Rp1.000
Folmer menilai, kebijakan penyesuaian tarif akan berlaku ketika ada kenaikan BBM yang selanjutnya akan berpengaruh dengan tarif angkutan umum baik di tingkat nasional dan regional.
Ia pun menanggapi fenomena masyarakat Kota Bandung yang justru beralih ke kendaraan pribadi dibanding menggunakan transportasi umum.
Menurutnya, kondisi angkutan umum di Kota Bandung masih belum optimal. Sehingga, sebagian besar masyarakat Kota Bandung lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibanding transportasi umum dalam aktivitas sehari-hari.
"Pertama angkutan publik kita ini secara jumlah atau kuantitas dan pilihan moda transportasi masih terbatas. Kita sudah berusaha agar kota Bandung punya transportasi umum alternatif berbasis rel seperti LRT, cable car itu juga belum terwujud," ujar Folmer Silalahi saat dihubungi hari ini Selasa, 6 September 2022.
Baca Juga: Harga BBM Naik, Tarif Bus DAMRI Bandung Mengalami Penyesuaian, Simak Tarif Terbarunya Mulai Hari Ini
