Network
PRFMNEWS - Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan mengapresiasi simulasi pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) langsung di sekolah mulai Senin 7 Juni 2021.
Menurut Tedy, simulasi pembelajaran tatap muka terbatas di Kota Bandung secara umum berjalan dengan baik dengan penerapan protokol kesehatan ketat.
Pihak sekolah yang menggelar simulasi, lanjut Tedy, menerapkan berbagai cara untuk menciptakan suasan aman dan nyaman bagi peserta didik.
Baca Juga: Persib Bandung Pastikan Ikut Serta Turnamen Piala Wali Kota Solo
"Secara umum saya melihat kesiapan dari para penyelenggara simulai pembelajaran tatap muka sudah sangat optimal. Proses belajar mengajar juga tidak lama, berjalan kurang lebih dua jam saja," jelasnya saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Selasa 8 Juni 2021.
Salah satu sekolah yang dipantau langsung Ketua DPRD Kota Bandung pada Senin kemarin, yaitu Sekolah Dasar Negeri (SDN) 263 Rancaloa yang berada di Cipamokolan, Kecamatan Rancasari.
View this post on Instagram
Di SDN 263 Rancaloa, peserta didik yang hendak masuk ke dalam area sekolah wajib mencuci tangan terlebih dahulu, dicek suhu tubuh, serta mengikuti screening awal Covid-19.
"Ada proses screening yang bertanya kepada peserta didik tentang bagaimana kondisi kesehatannya hari ini, serta ketika berangkat ke sekolah apakah diantar orangtua menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum," kata Tedy.
Baca Juga: Waspada! Pencuri Motor dengan Modus Patah Kunci Stang Beraksi di Soreang
Kendati demikian, masih banyak orangtua peserta didik yang merasa waswas dengan keputusan pemerintah yang bersiap menggelar kembali pembelajaran tatap muka meskipun secara terbatas.
Diungkapkan Tedy, sejumlah orangtua peserta didik bahkan mengaku masih merasa ketakutan ketika anaknya kembali bersekolah secara tatap muka di masa pandemi Covid-19.
"Simulasi sudah berjalan bagus. Tapi ada orangtua yang wasas. Ini harus menjadi perhatian bagi Pemerintah Kota Bandung, karena belum semua orangtua bisa rela mengizinkan anaknya untuk kembali ke sekolah dalam keadaan pandemi," tandasnya.***
