Selain Harus Mewaspadai Covid-19, Warga Cimahi Diminta Waspadai Chikungunya dan DBD

12 November 2020, 08:56 WIB
ILUSTRASI pengasapan untuk cegah DBD. /MUHAMMAD IQBAL/ANTARA FOTO

PRFMNEWS - Di tengah situasi pandemi covid-19, warga Kota Cimahi harus mewaspadai ancaman terkena penyakit chikungunya atau kaki gajah dan juga demam berdarang dangue (DBD).

Dikutip prfmnews.id dari laman resmi Pemkot Cimahi. ada dua warga asal RW 16, Kelurahan Citeureup, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi yang diduga menderita chikungunya. Sebab, keduanya merasakan sakit pada sendi-sendi, lemas hingga nyeri otot yang merupakan gejala chikungunya.

"Yang 2 itu baru diduga karena gejalanya mengarah dan hasil penyelidikannya ditemukan jentik," ungkap Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Romi Abdurakhman melalui staffnya, Eka Febriana, Rabu 12 November 2020 kemarin.

Baca Juga: Tugas Damkar Kota Bandung Bukan Hanya Padamkan Api, Juga Bisa Evakuasi Hewan Liar yang Masuk Rumah

Untuk memastikan kondisi dua warga tersebut, harusnya dilakukan uji laboratorium. Namun sayangnya uji laboratorium itu kini sedikit terkendala karena laboratorium yang ada difokuskan menguji sampel covid-19.

Meski begitu, petugas dari Dinkes Kota Cimahi sudah melakukan fogging di sekitar kediaman terduga atau suspeck tersebut. Fogging dilakukan sebagai salah satu upaya untuk memutus penularan chikungunya, media penularannya melalui nyamuk, sama dengan DBD.

"Tapi tetap harus ditangani dan diobati sampai sembuh. Kita juga sudah lakukan fogging," ujarnya.

Baca Juga: Masa Pandemi, Ayo Eksplor Hobi Baru!

Awal tahun 2020 lalu, kata Eka, pihaknya sempat mengirim sampel sebanyak 20 orang yang diduga menderita chikungunya. Hasilnya ada sekitar 10 lebih yang terkonfirmasi positif menderita penyakit yang jarang ditemukan di Kota Cimahi ini.

"Alhamdulillah sampai sekarang belum ditemukan yang meninggal karena chikungunya. Bahanyanya gangguan pada bagian sendi, sulit bergerak. Kalau di Cimahi memang langka, gak setiap tahun ada," jelasnya.

Meski tergolong langka, pihaknya meminta masyarakat untuk tetap melakukan antisipasi. Caranya sama seperti memberantas DBD. Seperti melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di rumah masing-masing. Plus 3M, yaknu menguras tempat penampungan air, menutup tempan penampungan air dan mendaur ulang barang bekas.

Baca Juga: Hasil Friendly Match : Portugal Pesta Gol, Perancis Tumbang dari Finlandia

"Plus menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan rapelent dan sebaganya, dan tidak menggantung pakaian bekas," imbuhnya.

Ia menjelaskan, chikungunya merupakan penyakit akibat infeksi virus yang ditularkan nyamuk Aedes Albopictus, satu jenis dengan nyamuk penyebab DBD. Cara berkembangbiaknya pun sama, yakni melalui genangan-genangan air.

Baca Juga: Jemaah Umroh Asal Indonesia yang Dinyatakan Positif Corona Ditangani Langsung Pemerintah Arab Saudi

"Cuma kalau chikungunya itukan ciri khasnya nyeri pada sendi sampai mengganggu aktifitas. Kalau DBD serangan pendarahannya cepat, ada emam juga," pungkas Eka.****

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler