Kirain Bagaimana, Ternyata Begini Asal Mula Nama Kopo, Daerah Rawan Macet di Bandung

28 Juni 2024, 13:30 WIB
Situasi kemacetan arus lalu lintas di Jalan Raya Kopo Bandung menjelang Gerbang Tol Kopo, Sabtu 24 Juni 2023 sore /Twitter @Goldenangklung

BANDUNG, PRFMNEWS - Kopo menjadi salah satu daerah terkenal rawan macet di Bandung Raya. Di Bandung sendiri, ada dua daerah bernama Kopo. Pertama, Kopo yang masuk Kecamatan Bolongloa Kaler, Kota Bandung. Kedua, Kopo di wilayah Kutawaringin, Kabupaten Bandung.

Berbicara tentang Kopo, yang terlintas di benak kita pasti merupakan sebuah jalan panjang, yang membentang dari kawasan Astana Anyar, Kota Bandung hingga mencapai Soreang, Kabupaten Bandung.

Jalan Kopo merupakan jalan penghubung kota dan kabupaten Bandung yang sangat penting untuk akses warga. Tak heran, setiap hari terutama pagi dan sore, jalanan ini sering macet.

Baca Juga: Ide Jualan 2024, Pisang Goreng Sandwich yang Enak dan Bikin Untung, Ini Resepnya

Jangan ditanya lagi saat musim liburan. Jalanan ini sudah pasti padat, karena jadi salah satu akses wisatawan yang akan berlibur ke Pangalengan maupun Ciwidey.

Lantas bagaimana asal-usul nama Kopo?

Dilansir dari laman kopo.desa.id, Jumat 28 Juni 2024, sejarah Kopo cukup panjang. Untuk mengetahuinya, kita akan kembali ke zaman Belanda tahun 1923.

Saat itu, desa Kopo dipimpin oleh seorang jawara tenar yang dikenal dengan sebutan Eyang Jawi atau Eyang Kuwu. Dia adalah kepala desa Kopo pertama yang dulu berkantor di Kampung Muara. Eyang Jawi adalah sosok yang membuat jalan dari batas Blok Tempe (Panjunan) sampai Kampung Pangauban, yang saat ini masuk wilayah Desa Katapang.

Dengan pengorbanan tak terbatas baik waktu, harta, dan tenaga, akhirnya jalan tersebut rampung, dan diberi nama Jalan Kopo.

Penamaan Jalan Kopo diberikan sebagai bentuk penghargaan kepada Eyang Jawi. Kopo, diambil dari nama kediaman Eyang Jawi, yang berada di bawah pohon rindang yang bernama pohon jambu Kopo.

Baca Juga: Bukan Bandung! Ini Daerah Terluas di Jawa Barat, Punya 47 Kecamatan dan Ratusan Desa

Namun, ada juga riwayat yang menyebutkan penamaan Jalan Kopo diberikan karena dulu, untuk menuju kediaman Eyang Jawi atau Lembur Kopo, melalui jalan tersebut. Sehingga sering disebutkan dengan kalimat "Jalan ka Kopo", yang kemudian menjadi Jalan Kopo.

Selain itu ada juga yang menyebut bahwa penamaan Jalan Kopo, adalah sebagai bentuk penghargaan kepada orang Kopo yang membuat jalan tersebut.

Di tahun yang sama, dua desa yaitu Desa Muara dan Desa Kopo disatukan dengan meliputi wilayah barat Desa Cibodas, sebelah timur berbatasan dengan Desa Katapang, sebelah selatan berbatasan Desa Padasuka, dan sebelah utara berbatasan dengan Desa Jatisari dan Gajah Mekar.

Dua desa yang disatukan tersebut kemudian diberi nama Desa Kopo, dengan kantor Pemerintahan Desa berada di Kampung Kopo.

Usai peleburan ini, Kopo dipimpin oleh Kepala Desa pertama bernama Mohammad Isak atau yang dikenal dengan Apa Pabrik.

Apa Pabrik sendiri adalah julukan untuk Mohammad Isak karena waktu itu, dia memiliki penggilingan padi, yang merupakan satu dari dua penggilangan padi pertama di Jawa Barat.***

Editor: Rian Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler