Disdik Kota Bandung Siapkan Dua Skenario untuk Tahun Ajaran Baru

14 Juli 2020, 17:12 WIB
Kepala Seksi Kurikulum SMP Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, Bambang Ariyanto ditemui usai menjadi narasumber pada acara Bandung Menjawab dengan topik 'Tahun Ajaran Baru di Kota Bandung', di Auditorium Rosada, Balai Kota Bandung, Selasa (14 /7/2020).** /Dok Humas Pemkot Bandung.

PRFMNEWS - Dinas Pendidikan Kota Bandung telah mempersiapkan dua skenario jika suatu saat Kota Bandung berstatus zona hijau, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) kembali memberlakukan pembelajaran tatap muka.

Kendati begitu, Kepala Sesi Kurikulum SMP Disdik Kota Bandung, Bambang Ariyanto mengatakan, tidak menutup kemungkinan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tetap berlaku.

"Disdik sudah menyiapkan dua skenario ketika sekolah belum diperbolehkan tatap muka dan ketika sekolah diperbolehkan tatap muka, meskipun nanti katakan sekolah diperbolehkan tatap muka, kemungkinan PJJ tetap berjalan,"kata Bambang, di Balaikota Bandung, Selasa (14/7/2020).

 

Baca Juga: Tanggapi Sanksi Denda Masker, Siti Muntamah: Jalan Saja Dulu

Skenario pertama, ketika PJJ diberlakukan maka besar kemungkinan dukungan teknologi harus mumpuni. Di dalamnya, terdapat siswa yang telah memiliki fasilitas pendukung seperti laptop dan gadget.

"Skenario A, fasilitas sudah mendukung, kita cukup memikirkan dukungan jaringan, dan dana BOS sudah bisa digunakan untuk itu, sedangkan skenario B bagi anak yang fasilitasnya tidak mendukung, katakan ekonominya kebawah, dipinjamkan laptop oleh sekolah,"jelasnya.

Selain itu, pihakya juga telah mengavaluasi proses KBM selama PJJ tahun ajaran 2019/2020, tahun lalu. Dari evaluasi itu, dikatakan Bambang, Disdik harus memperkuat tiga fokus utama yakni meningkatkan infrastruktur pendidikan, manajemen guru dengan siswa dan orang tua dan konten bahan ajaran saat memasuki PJJ di tahun ajaran baru 2020/2021, tahun ini.

"Tiga hal ini cukup menentukan terakses manajemen antara guru dengan siswa dan orangtua, dan kita pikirkan juga konten ajaran nanti, karena tidak memungkinkan juga mata pelajaran disampaikan seluruhnya seperti waktu normal, sekarang yang ideal sesuai dengan struktur kurikulum,"paparnya.

Bambang mencontohkan, ketika kurikulum menargetkan tiap kompetensi dasar semua harus disampaikan, maka dalam PJJ, target yang diharuskan oleh kurikulum tidak memungkinkan disampaikan semua.

 

Baca Juga: Ingin Luruskan Kiblat? Rabu dan Kamis Besok Matahari Melintas Tepat di Atas Ka'bah

"Kalau kita dulu mengenalnya BAB per BAB, ada BAB I dan seterusnya, kalau sekarang namanya kompetensi dasar, katakan kita tidak bisa menyampaikan materi misalkan dari materi 1 sampai 10, nah guru cukup memilih materi esensial saja, cukup yang penting saja disampaikan kepada siswa," jelasnya.

Mengenai standar penilaian atau asesment, Bambang meyakinkan semua siswa tidak perlu khawatir, selama materi yang dari mata pelajaran adaptif kepada siswa/i, semisal anak mengerjakan tugas dengan luring atau daring dimana kesempatan menyontek cukup besar tetapi, menurutnya, hal itu tidak dipermasalahkan, selama siswa/i tersebut membaca.

"Misalkan, katakan ini anak dari warga tidak mampu, dimana ayahnya harian lepas, mohon maaf, yah, anak sama keluarga itu bisa menerapkan pelajaran IPA misalnya tentang cocok tanam, menanam di halaman rumah itu sudah bisa menjadi penilain, kurikulum bisa disesuaikan apalagi Kurikulum (K13) yang dinilai tidak hanya kompetensi dasar tapi juga keterampilan dan keaktifan sosial,"pungkas Bambang.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler