PSSI Dinyatakan Menang di Pengadilan Arbitrase Atas Perusahaan Asal Belgia yang Tagih Utang Rp672 miliar

9 Juni 2022, 09:15 WIB
Ilustrasi logo PSSI /pssi.org/


PRFMNEWS - Beberapa waktu lalu, PSSI mendapat tagihan mencapai Rp672 miliar dari sebuah perusahaan asal Belgia, Target Eleven.

Bahkan, pihak Target Eleven membawa hal ini ke pengadilan arbitrase untuk olahraga (CAS).

Akhirnya, pihak CAS di di Lausanne, Swiss, memenangkan PSSI dari gugatan Target Eleveb itu.

Dalam keterangan di situs resmi PSSI disebutkan jika Target Eleven tidak bisa memenuhi persyaratan yang diajukan oleh CAS.

Baca Juga: Ridwan Kamil Luangkan Waktu Bermain dengan si Bungsu Arka, Sampaikan Harapan Begini untuk Arka Kelak

Dalam keterangan itu disebutkan, pihak Target Eleven tidak bisa memenuhi syarat yang diminta CAS pada 6 Juni kemarin,.

‘’Mengingat hal di atas dan dengan tidak bisanya syarat yang ditentukan oleh CAS, Presiden Divisi Arbitrase Biasa CAS atau wakilnya akan memberikan perintah penghentian perkara sesuai dengan pasal R64.2 paragraf 2 dari Kode Arbitrase terkait Olahraga,’’ ujar pengacara yang ditunjuk PSSI di Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), Sophie Roud.

Putusan yang menguntungkan PSSI ini pun disambut baik.

"PSSI tentu sangat senang dengan kabar gembira ini. Kepengurusan PSSI saat ini tidak tahu menahu dengan apa yang dilakukan kepengurusan PSSI di tahun 2013. Sekarang semua sudah jelas setelah adanya keputusan dari CAS itu," ujar anggota Komite Eksekutif PSSI, Ahmad Riyadh.

Baca Juga: Ternyata Ini Khasiat Mengkonsumsi Buah Alpukat Salah Satunya Bisa Mencegah Kanker, Kata dr. Saddam Ismail

Sebelumnya, Sekjen PSSI Yunus Nusi menjelaskan, tagihan dari Target Eleven itu bukan untuk PSSI melainkan untuk PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) yang merupakan operator Liga Primer Indonesia (LPI) pada 2013 silam.

Sebagaimana diketahui, di zaman kepengurusan Djohar Arifin Husin, PSSI dilanda oleh munculnya dualisme kompetisi, yakni Indonesia Super League (ISL) yang diakui oleh FIFA dan Liga Primer Indonesia (LPI) yang dianggap FIFA sebagai Breakway League.

Uniknya selama tiga kali kepemimpinan Ketua Umum PSSI (Djohar Arifin Husin, La Nyalla Matalitti, dan Edy Rahmayadi) hingga kepengurusan saat ini di bawah kepemimpinan Mochamad Iriawan, warisan utang ini tidak pernah disinggung apalagi dilaporkan pada saat Kongres yang dihadiri perwakilan FIFA, AFC, dan AFF.

Baca Juga: Solusi Masalah NIK dan KK Khusus Syarat PPDB Kota Bandung, Disdukcapil Hadirkan Layanan Keliling

"PSSI berniat baik untuk menyelesaikan kasus ini. Namun, Target Eleven bersikeras untuk menyeret administrasi sekarang yang tidak tahu menahu mengenai perjanjian yang terjadi hampir satu dekade yang lalu. Sementara itu, pihak LPIS tidak pernah disinggung dan dilibatkan oleh oleh Target Eleven dalam kasus ini,” ujar Maret lalu.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler