Indonesia Resesi, Pengamat Ekonomi: Indonesia Mengalami Konstraksi yang Besar Sepanjang Tahun 2020

- 5 November 2020, 16:48 WIB
Ilustrasi resesi. /Pixabay/Geralt
Ilustrasi resesi. /Pixabay/Geralt /

PRFMNEWS – Badan Pusat Statistik (BPS) resmi mengumumkan bahwa produk nasional bruto (PDB) Indonesia di kuartal III tahun 2020 berada di minus 3,49 persen. Hal itu membuat Indonesia berada dalam keadaan resesi, setelah pada kuartal II di tahun yang sama ekonomi Indonesia pun masuk dalam kondisi yang negatif.

Menanggapi hal itu, Pengamat Ekonomi dari Universitas Pasundan, Acuviarta Kartabi menyatakan meski ada pertumbuhan baik jika dilihat dari kuartal II, ia menilai hal tersebut tidak memuaskan. Bahkan menurutnya, Indonesia mengalami konstraksi yang besar sepanjang tahun 2020.

“Ini tidak memuaskan kita karena pergerakannya relatif lambat menurut saya. Kalau dari minus 5,32 persen ke minus 3,49 persen betul ada perbaikan tapi itu masih sangat dalam. Itu persoalannya akan sangat berat di triwulan IV ini kita bisa lebih mengoptimalkan pertumbuhan yang lebih baik,” kata dia saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Kamis 5 November 2020.

Baca Juga: 5 Tips Mencegah Kabel Charger Agar Tidak Mudah Rusak

Ia pun menyinggung kebijakan pemerintah yang telah melonggarkan sebagian sektor untuk meningkatkan ekonomi tapi tak berdampak maksimal. Karenanya, situasi saat ini dinilainya sebagai keadaan yang mengkhawatirkan masyarakat.

“Mungkin bahasa halusnya kita mengalami konstraksi yang cukup besar sepanjang tahun 2020 sampai Desember. Ini yang mengkhawatirkan kita. Padahal kita berharap program pemerintah kemudian PSBB yang tidak terlalu ketat bisa mendorong ekonomi kita tumbuh lebih baik dibanding minus 3,49 persen,” jelas Acu.

Seperti diketahui, resesi adalah pertumbuhan ekonomi yang menunjukan tren negatif atau mengalami konstraksi secara perbandingan pada setiap tahunnya year on year.

Baca Juga: Lanjutkan Bansos di 2021 Bagi Masyarakat Terdampak Covid-19, Kemensos Siapkan Anggaran Rp87 Triliun

“Resesi itu jika pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi atau negatif secara year on year (yoy) selama dua triwulan berturut-turut. Jadi triwulan kedua kan kita minus 5,32 persen, triwulan ketiga sekarang minus 3,49. Sehingga kita sudah mengalami resesi,” ungkapnya.

Halaman:

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x