"Saya tidak bisa memberikan tanggapan dalam hal benar atau salah tentang terapi Ida Dayak, karena keilmuannya berbeda, tetapi kalau dari segi ortopedi, sudah ada standarnya, baik dari segi anatomi atau susunan tubuh manusia, fisiologi atau fungsi tubuh manusia, dan farmakologi atau obat obatan, kemudian tindakan-tindakan yang perlu dilakukan misalnya tindakan bedah, semua itu sudah ada keilmuan dengan standarisasi yang baku," terangnya.
Oryza menambahkan, Ida Dayak ini termasuk ke dalam pengobatan tradisional, yang di Indonesia sudah banyak sekali jenisnya, dengan metode pengobatan yang berbeda-beda.
"Karena variasinya banyak dan keilmuan pengobatan tradisional umumnya secara turun temurun, jadi dokter juga tidak bisa memberikan tanggapan benar atau salah, tetapi misalnya ada pasien pengobatan tradisional, termasuk pasien ibu Ida datang ke ortopedi atau bedah tulang, bisa dinilai lebih jauh apakah terapi sebelumnya sudah tepat atau belum menurut keilmuan medis," tuturnya.
Baca Juga: Polisi Berhasil Identifikasi 3 dari 12 Korban Pembunuhan Dukun Pengganda Uang
Oryza Satria menyarankan pasien yang datang ke pengobatan tradisional terutama yang cedera akut untuk mencari informasi yang benar dan terpercaya agar tindakan yang dilakukan tidak menimbulkan akibat lebih buruk.
"Setiap tindakan yang dilakukan itu harus jelas risiko dan komplikasi yang ditimbulkan apa, baik jangka pendek, menengah, atau panjang, karena semua tindakan pasti ada risiko dan komplikasinya, jangan mudah percaya pada kesembuhan instan atau janji-janji manis," ujarnya.
Sejauh ini, Ida Dayak diyakini sejumlah masyarakat mampu menyembuhkan berbagai penyakit seperti patah tulang, saraf kejepit, hingga stroke hanya memakai minyak bintang berwarna merah khas Kalimantan.***