Komet Langka ‘Mampir’ ke Bumi 1 Februari 2023, BRIN: Bisa Dilihat Tanpa Alat Bantu, Sekali Seumur Hidup

- 27 Januari 2023, 13:45 WIB
Ilustrasi komet.
Ilustrasi komet. /Pixabay/OpenClipart-Vektor/

PRFMNEWS – Fenomena antariksa langka komet hijau bernama C/2022 E3 (ZTF/Zwicky Transient Facility) diprediksi akan melintas di Bumi dan dapat dilihat dengan mata telanjang pada awal Februari 2023.

Waktu terbaik melihat komet hijau langka ini di seluruh wilayah Indonesia, menurut BRIN dapat dilakukan pada posisi puncak mendekati Bumi, yakni 1 Februari 2023 mulai pukul 18.30 WIB hingga 2 Februari 2023 pukul 02.30 WIB.

Untuk DKI Jakarta dan sekitarnya, komet langka ini mencapai titik tertingginya pukul 21.53 WIB dengan ketinggian 11,9 derajat.

Saat mencapai titik terdekat, komet hijau ini terlihat di arah Utara dengan ketinggian 7,4 derajat untuk DKI Jakarta dan sekitarnya.

Baca Juga: Sampaikan Apresiasi atas Pledoi Bharada E, Mahfud MD: Aku Masih Ingat, Kamu Membuka Rahasia

Untuk wilayah Indonesia Timur, komet langka ini akan terbenam saat mencapai titik terdekat dengan Bumi.

Peneliti Pusat Riset (PR) Antariksa BRIN Andi Pangerang mengatakan, komet hijau ini melintas terdekat dari Bumi dan bisa diamati manusia hanya satu kali dalam seumur hidup.

Hal itu karena komet ini menyelesaikan orbitnya pada Matahari setiap 50 ribu tahun sekali ditambah orbitnya yang berbentuk hiperbola.

Andi menambahkan, kecerlangan komet ini saat melintas dekat Bumi mencapai +4,94. Sehingga, komet ini memungkinkan dapat diamati menggunakan mata telanjang untuk wilayah berpolusi cahaya sangat rendah (daerah pedalaman) hingga ringan (daerah pedesaan).

Baca Juga: Penjelasan Peneliti BRIN Soal Pulau Baru Muncul Usai Gempa Maluku, Bukan Fenomena Pertama di Indonesia

“Untuk dapat mengamati komet ini, Anda cukup mencari tempat yang bebas dari polusi cahaya, medan pandang bebas dari penghalang saat mengamati komet, dan tentunya kondisi cuaca cukup cerah,” kata Andi, dikutip prfmnews.id dari keterangan tertulisnya, Jumat 27 Januari 2023.

Sementara, untuk wilayah berpolusi cahaya sedang (daerah pinggir kota / suburban) hingga tinggi (daerah perkotaan/urban), lanjutnya, akan cukup sulit mengamati komet ini.

Namun, menurutnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah dengan tingkat polusi cahaya tinggi tersebut masih dapat melihat komet ini dengan alat bantuan teleskop atau teropong.

Selain itu, masyarakat juga dapat mengabadikan momen melintasnya komet dengan ekor pendek hijau dan ekor panjang putih ini menggunakan kamera DSLR, kamera CCD yang terpasang dengan teleskop dan terhubung dengan laptop.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah