PRFMNEWS - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Bintang Puspayoga makin berupaya keras mewujudkan stadion dan penyelenggaraan pertandingan sepak bola ramah bagi penonton perempuan dan anak.
Menteri PPPA mengaku telah mendorong semua pihak untuk bekerja sama mewujudkan stadion dan pertandingan sepak bola yang mampu memberikan perlindungan kepada perempuan dan anak.
Menteri Bintang berharap terwujudnya stadion ramah perempuan dan anak akan mencegah kekhawatiran adanya korban akibat kerusuhan dari kalangan rentan tersebut seperti dalam tragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Baca Juga: 25 Makam di TPU Sirnaraga Tergerus Longsor, Beberapa Jenazah Harus Dipindah
Bintang pun menyampaikan rasa prihatin dan duka mendalam terhadap korban meninggal dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan usai pertandingan BRI Liga 1 Arema vs Persebaya 1 Oktober 2022 lalu.
Terlebih dalam tragedi Kanjuruhan itu terdapat penonton perempuan dan anak yang menjadi korban.
Bintang ingin tragedi sepak bola seperti itu tidak terulang lagi sehingga diharapkan edukasi kepada suporter kembali harus dimasifkan.
Agar ke depannya kegiatan menonton laga sepak bola yang digandrungi berbagai usia dan kalangan dapat dinikmati tanpa harus ada kekhawatiran.
Baca Juga: Tok! Ini Sanksi Komdis Kepada Arema FC Atas Tragedi Kanjuruhan
Bintang menyebut semestinya pertandingan sepak bola menjadi tontonan yang menghibur, menyenangkan, dan aman bagi penontonnya, jauh dari tindak kekerasan dan membawa prinsip kompetisi yang sehat.
Ia pun menilai wajar jika olahraga sepak bola menjadi tontonan yang juga sangat menarik bagi perempuan dan anak-anak.
Namun demikian, tentu ada faktor-faktor risiko bagi keselamatan perempuan dan anak pada setiap kegiatan.
Oleh karena itu, dalam setiap pertandingan sepakbola perempuan dan anak sebagai kelompok rentan harus mendapatkan perlindungan.
“Penyelenggara pertandingan harus memiliki panduan atau protokol perlindungan bagi kelompok rentan, khususnya anak-anak termasuk juga perempuan dan penyandang disabilitas,” kata Menteri PPPA dalam keterangan tertulisnya, Senin 3 Oktober 2022.
Ia melanjutkan Kementerian PPPA mendorong seluruh pihak terkait untuk melakukan evaluasi total tentang penilaian risiko stadion dan rencana mitigasi kondisi darurat di stadion bila terjadi kerusuhan, serta faktor keamanan terhadap penonton.
Menurutnya fasilitas stadion harus mendukung hadirnya penonton perempuan, anak-anak, dan penyandang disabilitas dengan melengkapi fasilitas petunjuk, seperti larangan merokok dan larangan lain yang dapat memicu terjadinya kerusuhan.
Selama ini, faktor keamanan penonton perempuan dan anak-anak sudah menjadi sorotan. Untuk itu perlu dilengkapi dengan protokol yang dapat menjadi panduan dalam menjamin keamanan dan keselamatannya.
Keamanan penyelenggaraan pertandingan sepak bola bagi perempuan dan anak harus dimulai dari mulai proses pembelian tiket hingga penonton meninggalkan stadion usai pertandingan.
Diharapkan ada kerja sama seluruh pihak, mulai dari federasi, pemerintah, klub, dan suporter untuk mewujudkan pertandingan yang ramah bagi kelompok rentan tersebut.
“Semua pihak harus paham dalam melaksanakan prosedur untuk mengakomodasi keamanan dan kenyamanan semua penonton, termasuk penyandang disabilitas, perempuan dan anak-anak,” tutur Bintang.
KemenPPPA juga mendorong setiap orang tua dapat memastikan anak-anak yang diajak menonton pertandingan sepak bola benar-benar dalam suasana yang nyaman dan aman, baik sebelum, selama atau sesudah pertandingan dilaksanakan.***