Data Pengguna eHAC Diduga Bocor, Pakar Siber: Kemenkes Salah Besar

- 31 Agustus 2021, 21:07 WIB
Ilustrasi aplikasi eHAC
Ilustrasi aplikasi eHAC /Foto: Antara/Andi Firdaus/


PRFMNEWS - Pakar Keamanan Siber, Pratama Persadha merespons dugaan kebocoran data di aplikasi Indonesia Health Alert Card (eHAC) sebanyak 1,4 juta data pengguna.

Pratama menyebut, respons Kementerian Kesehatan yang memaparkan bahwa dugaan kebocoran itu dari mitra dan data di aplikasi lama adalah hal yang salah besar.

Sebab apapun data itu tentu sangat rahasia dan perlu dilindungi karena menyangkut data pribadi pengguna.

Baca Juga: Data Pengguna eHAC Diduga Bocor, Kemenkes: Itu di Aplikasi Lama

"Ketika Kemenkes bilang bahwa kebocoran itu dari mitra dan itu data lama, ini hal yang salah kaprah dan salah besar, karena data masyarakat apabila update per Juli adalah data yang sangat valid dan perlu dilindungi," ujar Pratama saat on air di Radio 107,5 PRFM News Channel, Selasa 31 Agustus 2021.

Menurutnya, Indonesia juga sudah terlalu sering mengalami kebocoran data pengguna, sebut saja Tokopedia, Bukalapak, BPJS Kesehatan, BRI Life, dan yang terbaru kasus eHAC.

Soal kasus eHAC, data yang diduga bocor sebanyak 1,4 juta orang, dan 1,3 juta data di antaranya adalah data pribadi. Ini menjadi sangat berbahaya apabila dipegang oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Baca Juga: Kemenkes Belum Bisa Pastikan Data Pejabat yang Dapat Suntikan Vaksin Booster

"Ini kalau sampai bocor, dan ternyata dipegang oleh orang tidak bertanggungjawab itu bisa digunakan untuk kejahatan untuk masyarakat karena punya data lengkap nama, NIK KTP," katanya.

Ia juga memaparkan sejumlah dampak buruk dari bocornya suatu data pribadi pengguna. Mulai dari bisa digunakan mengirimkan SPAM, Phising untuk mengambil alih akun, hingga merekayasa rekening pribadi.

Halaman:

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x