Namun apabila pesan muralnya berpotensi menimbulkan konflik horizontal maka wajib dihentikan, bahkan bukan hanya mural tapi bentuk pesan apapun.
Baca Juga: Mural Mirip Jokowi di Bandung Dihapus Nggak Lama Setelah Viral di Media
"Kalau saya tidak perlu (dihapus), cukup dengan respons yang tepat saja,
tapi kalau berpotensi provokatif atau menimbulkan 'bentrok sosial' ya harus dihentikan, jadi konflik horizontal, itu harus dihentikan tidak harus mural tapi apapun," paparnya.
Mural baginya adalah sebuah media komunikasi visual, apabila melihat mural yang dihapus itu memang pesan kuatnya itu adalah sosok Jokowi, tapi yang harus ditekankan di sini adalah makna dari mural tersebut.
Jika dilhat dari segi denotatif, itu hanya sebuah gambar pria yang matanya ditutup oleh tulisan '404 Not Found' atau makser. Namun secara konotatif bisa berarti sebuah suara dari masyarakat yang mengalami kesulitan, begitu juga dari sisi ideologisnya.
"Konotatifnya masyarakat banyak yang mengalami kesulitan, itu sebagai sebuah ungkapan. Ideologisnya itu masuk semacam harapan kepada pemerintah atau siapapun untuk memperhatikan mereka," pungkas Dadang.***