Ia pun geram dengan KPI yang dinilainya berulang-ulang mengabaikan kualitas dan mutu penyiaran yang diterima publik.
“KPI sudah berulang-ulang teguran saja, dan yang kami sayangkan adalah kenapa yang sekarang diam. Ketika KPI diam maka kami sebagai publik yang tidak merasa diwakili KPI itu harus bersuara,” ucapnya.
Lintang pun mempertanyakan posisi KPI yang dinilainya pro terhadap industri dan bukan kepentingan publik.
“Ternyata secerewetnya kami, KPI tetap lemah dihadapan industri dihadapan RCTI. Makanya kami bertanya-tanya jangan-jangan KPI ini Komisi Pro Industri bukan lagi Komisi Penyiaran Indonesia,” tutupnya.***