Wacana Kompor Listrik Gratis Untuk Masyarakat, Pengamat: Apakah Tarifnya Disubsidi Juga?

- 18 Januari 2021, 17:23 WIB
Ilusrtasi: Kompor Listrik
Ilusrtasi: Kompor Listrik /Cottonbro/Pexels


PRFMNEWS - Kementerian ESDM mewacanakan pemberian kompor listrik gratis untuk mengatasi kelebihan pasokan listrik PLN dan mengurangi impor LPG.

Hingga saat ini wacana tersebut masih terus dikaji pemerintah. Masih belum jelas golongan mana yang akan menerima bantuan kompor listrik gratis, apakah dari kalangan miskin yang selama ini mendapat subsidi listrik dan LPG 3 kg atau kelompok menengah.

Pengamat Kelistrikan dari Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa menilai, wacana tersebut kurang tepat jika tujuannya adalah dua hal di atas, yakni mengatasi over supply listrik PLN dan mengurangi impor LPG dikarenakan penggunaan LPG cukup besar di Indonesia.

Baca Juga: Update Corona Indonesia Hari ini: Angka Sembuh Lebih Tinggi dari Kasus Positif

Baca Juga: Mau Cek Penerima BST Rp300 Ribu? Simak Caranya yang Ternyata Sangat Mudah

"Pembagian kompor listrik ini untuk menjawab masalah itu kurang tepat, misalnya konteks mengganti subsidi LPG 3 kg, itu diperuntukan untuk rumah tangga miskin, kita tahu mereka kemampuan belanjanya terbatas, penghasilan terbatas, listriknya juga subsidi," ujar Fabby saat on air di Radio 107,5 PRFM News Channel, Senin 18 Januari 2021.

Selain itu, jika golongan miskin menjadi sasaran penerima lantas bagaimana nasib biaya listrik mereka? Pasalnya satu kompor listrik yang efektif memerlukan daya 800-1.200 watt, sedangkan mereka selama ini daya listriknya hanya 450 dan 900 VA, itu tidak akan cukup.

Pada ujungnya maka golongan miskin harus menaikkan daya listrik rumah kurang lebih ke 2.200 VA. Jika hal itu terjadi, maka malah akan menambah permasalahan baru.

"Ini jadi pertanyaan baru kalau dinaikkan listrik ke 2.200 VA, apakah tarif listriknya akan disubsidi juga atau dengan tarif baru? kalau dinaikkan tarifnya berapa yang harus dibayar, harus diingat mereka ini kategori miskin," tegasnya.

Kemudian juga masalah teknis, dengan memakai kompor listrik maka alat-alat masak akan berbeda. Masyarakat miskin harus membeli alat-alat baru dan harganya tidak murah. Selain itu, apakah mereka juga akan nyaman menggunakan kompor listrik? Sebab di Indonesia masak-memasak itu sudah menjadi bagian kebudayaan.

"Jangan sampai nanti malah ujung-ujungnya ngga mau pakai barang itu, tetap aja pakai LPG 3 kg dan tujuan awal tadi itu tidak teratasi," imbuhnya.

Baca Juga: Gunung Semeru Meletus, PVMBG Umumkan VONA Orange, Ini Artinya

Baca Juga: KABAR BAIK, Token Listrik Gratis PLN Diperpanjang Hingga Maret 2021, Begini Cara Dapatnya

Sementara jika sasarannya adalah golongan menengah, Fabby pun mempertanyakan kelayakan kompor listrik itu diberikan secara cuma-cuma. Lalu apakah cukup hanya dengan satu kompor? Karena golongan ini konsumsinya lebih banyak dan biasanya tidak cukup satu kompor. Apabila tambah kompor listrik, otomatis akan tambah daya listrik.

Menurut dia, sebelum merealisasikan wacana pemberian kompor gratis ini, pemerintah sebaiknya harus mempertimbangkan sejumlah persoalan sosial psikologis di atas.

"Jadi untuk golongan menegah tidak perlu diberikan gratis oleh pemerintah, tapi diberi insentif saja misalnya pemerintah kerjasama dengan produsen, lalu diberikan diskon," pungkasnya.***

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x