PRFMNEWS - Polemik terkait lama waktu pelaksanaan cuti bersama akhir tahun ramai diperbincangkan.
Ini karena pelaksanaan cuti bersama tersebut berkaitan dengan peningkatan jumlah kasus Covid-19.
Menanggapi hal tersebut, Pakar Kesehatan Masyarakat dari Dapartemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Deni Kurniadi Sunjaya, mengungkapkan bahwa hal tersebut hanya spekulasi dan asumsi.
“Tidak ada pengukuran ya (peningkatan jumlah kasus –Red), jadi kebanyakan semuanya itu asumsi dan spekulasi. Banyak yang berbicara tapi sifatnya asumsi dan spekulasi,” kata Deni saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Senin 30 November 2020.
Baca Juga: Selebgram Cantik Ayu Wulantari Tewas Bunuh Diri, Terjun dari Lantai 4 Sebuah Hotel di Bali
Baca Juga: Mahfud MD Hormat Pada Sikap Ketua PBNU dan PP Muhammadiyah yang Peduli Terhadap Bahaya Covid-19
Baca Juga: Dini Hari Tadi Terjadi Kecelakaan di Tol Cipali KM 78 yang Mengakibatkan 10 Orang Meninggal Dunia
Deni menegaskan bahwa cuti ini bukan satu-satunya hal yang dijadikan tempat atau blaming terjadinya peningkatan kasus.
Pasalnya, peningkatan kasus bergantung pada beragam hal, misalnya kerumunan dan protokol kesehatan.
“Gak cuti juga, banyak demo-demo, itu juga (berpotensi –Red) peningkatan kasus ya. Jadi intinya bukan masalah cuti, tapi adalah kerumunan dan menjaga prokol kesehatan,” tegasnya.
Menanggapi sejumlah asumsi, di antaranya asumsi dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), ia menilai bahwa apakah cuti akan diperpenjang atau dipendek, itu sama.
Demikian ia sampaikan karena setiap individu memiliki strategi masing-masing, misalnya dalam pemilihan waktu untuk menghabiskan waktu cuti.
“Sekarang dipendekan bisa terjadi seperti yang diasumsikan PHRI, dipanjangkan juga sama saja. Karena kan semua individu memiliki strategi, ketika berstrategi yang sama, misalnya pemilihan waktu dan sebagainya maka yang terjadi tetap kerumunan,” kata Deni.
Baca Juga: Geram dengan Buruknya Penanganan Covid-19 Pekan Ini, Jokowi Minta Kepala Daerah Lakukan Ini
Baca Juga: Ribuan Personel Polresta Bandung Siap Amankan Pilkada 9 Desember dengan Dilengkapi APD
Baca Juga: Beragam Manfaat Menggambar untuk Anak, Salah Satunya Meningkatkan Percaya Diri
Maka dari itu, terkait peningkatan kasus ini, Deni mengatakan bahwa pengandalian diri setiap orang sangat penting.
Ini karena, pengendalian diri berpengaruh terhadap standar perasan was-was dan hati-hati, agar diri tetap terlindungi dan terjaga.
“Kalau mau cuti panjang, cuti pendek, semuanya menghindari kerumunan dan menjaga protokol kesehatan saya kira itu akan sangat mengurangi transmisi penyakit,” ungkapnya.*** (Dhea Amellia/JOB)